Ilustrasi. FOTO: dok MI
Angga Bratadharma • 4 September 2023 10:11
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Senin pagi atau di awal pekan terpantau melemah ketimbang penutupan perdagangan di akhir pekan lalu di Rp15.225 per USD. Diharapkan ada sejumlah katalis positif untuk membuat mata uang Garuda berbalik arah ke area positif.
Mengutip Investing.com, Senin, 4 September 2023, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi tertekan di posisi Rp15.244 per USD. Rentang harian di level Rp15.225 hingga Rp15.256 per USD. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.191 per USD.
Sedangkan di akhir pekan lalu, kurs dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB). Kondisi itu terjadi seiring kenaikan indeks manufaktur AS pada Agustus 2023.
Kenaikan indeks dolar
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,60 persen menjadi 104,2294 pada penutupan perdagangan. Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) berada di 47,6 untuk Agustus 2023 setelah mencatat angka 46,4 pada Juli 2023.
Meskipun demikian, angka ini di bawah 50 yang menunjukkan optimisme industri masih menunjukkan kontraksi. "Sektor manufaktur AS menyusut lagi, namun kenaikan PMI menunjukkan tingkat kontraksi yang lebih lambat," kata Ketua Komite Survei Bisnis Manufaktur ISM Timothy Fiore.
Pembacaan indeks komposit Agustus mencerminkan perusahaan mengelola produksi dengan tepat seiring berlanjutnya penurunan pesanan, namun kenaikan secara bulanan merupakan tanda perbaikan.
Indeks dolar AS menguat setelah rilis laporan PMI manufaktur ISM yang lebih baik dari perkiraan, membalikkan penurunan sebelumnya menyusul laporan pekerjaan yang beragam pada Agustus. Sedangkan imbal hasil obligasi Pemerintah AS bergerak lebih tinggi setelah laporan itu, memberikan dukungan tambahan terhadap mata uang Negeri Paman Sam tersebut.