Mizuho Bank Prediksi Kenaikan Suku Bunga Tak Meredam Melemahnya Laju Yen

Mata Uang Yen Jepang. Foto: Unsplash.

Mizuho Bank Prediksi Kenaikan Suku Bunga Tak Meredam Melemahnya Laju Yen

Arif Wicaksono • 2 July 2024 23:18

Tokyo: Bank of Japan (BOJ) dapat menaikkan suku bunga dua kali pada akhir Maret 2025 hingga mencapai 0,5 persen, yang mencerminkan tingkat pertumbuhan riil perekonomian Jepang. Namun, CEO Mizuho Bank Masahiko Kato menjelaskan kenaikan suku bunga yang cepat tidak akan menjadi alat untuk menahan melemahnya yen, yang telah jatuh ke level terendah dalam 38 tahun terhadap dolar AS.
 

baca juga:

Ada Revisi, Ekonomi Jepang Bisa Menyusut 2,7%


"Jika (BOJ) menaikkan suku bunga terlalu kuat, pertumbuhan ekonomi yang akhirnya terjadi akan memburuk," kata Kato, dilansir Channel News Asia, Selasa, 2 Juli 2024.

BOJ mengakhiri suku bunga negatif setelah delapan tahun pada Maret. Para ekonom terpecah mengenai apakah kenaikan suku bunga lagi akan dilakukan pada kebijakan moneter berikutnya pada akhir bulan ini.

"Meskipun inflasi berarti biaya yang lebih tinggi bagi perusahaan yang harus menaikkan upah, hal ini pada gilirannya mendorong mereka untuk mengadopsi strategi pertumbuhan baru seperti merger dan akuisisi (M&A), pemisahan, dan ekspansi ke luar negeri untuk meningkatkan pendapatan," kata Kato.

Basis pelanggan untuk layanan pembiayaan

Mizuho Bank telah mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa kelas menengah sebagai basis pelanggan baru untuk layanan pembiayaan dan konsultasinya, karena kekurangan tenaga kerja yang parah di Jepang menyebabkan banyak perusahaan tersebut tidak memiliki pengetahuan khusus untuk mengejar pertumbuhan, misalnya, melalui M&A.

"Fakta begitu banyak perusahaan berjuang untuk meningkatkan nilai perusahaan mereka setelah listing merupakan penyebab meningkatnya keterlibatan aktivis investor di perusahaan-perusahaan Jepang, serta kampanye Bursa Efek Tokyo untuk meningkatkan nilai perusahaan," kata Kato.

Mizuho membentuk tim pendukung pertumbuhan kelas menengah yang beranggotakan tujuh orang pada tahun lalu, yang pada bulan April menjadi departemen mandiri yang beranggotakan 70 orang.

"Tetapi dengan adanya reformasi di Bursa Efek Tokyo dan sekarang perekonomian sudah mulai bergerak kembali, tiba-tiba kondisinya sudah siap," tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)