Ada Revisi, Ekonomi Jepang Bisa Menyusut 2,7%

Jepang. Foto: Unsplash.

Ada Revisi, Ekonomi Jepang Bisa Menyusut 2,7%

Arif Wicaksono • 26 June 2024 22:46

Jakarta: Revisi terhadap produk domestik bruto (PDB) Jepang pada kuartal pertama dapat menyebabkan penurunan tajam ekonomi Jepang.

Pemerintah Jepang mengatakan akan merevisi angka PDB untuk Januari hingga Maret untuk mencerminkan koreksi yang dilakukan pada data pesanan konstruksi, dan mengumumkan temuannya pada 1 Juli 2024.
 

baca juga: 

Moody's Tak akan Turunkan Rating Jepang

Ekonom Eksekutif senior di Dai-ichi Life Research Institute Yoshiki Shinke memperkirakan revisi tersebut akan menunjukkan perekonomian Jepang menyusut sebesar 2,7 persen secara tahunan pada kuartal pertama, jauh lebih besar dari perkiraan kontraksi 1,8 persen saat ini.

Revisi tersebut kemungkinan akan menekan pertumbuhan ekonomi Jepang untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret menjadi satu persen dari 1,2 persen. Hal ini juga dapat menyebabkan penurunan proyeksi pertumbuhan tahun fiskal saat ini.

"Yang mengkhawatirkan adalah revisi tersebut dapat mempengaruhi kebijakan moneter dengan memaksa BOJ untuk memangkas proyeksi pertumbuhan dalam perkiraan triwulanan baru yang akan dirilis pada pertemuan berikutnya pada 30 hingga 31 Juli 2024," jelas dia, dilansir Channel News Asia, Rabu, 26 Juni 2024.

Banyak ekonom memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga dari level saat ini yang mendekati nol pada tahun ini, dan beberapa ekonom memperkirakan kemungkinan adanya tindakan pada pertemuan Juli.

"Hal ini dapat mempersulit BOJ untuk membenarkan kenaikan suku bunga jika mereka menurunkan perkiraan fiskalnya secara tajam pada 2024," kata Shinke.

Persiapan bank sentral Jepang

BOJ saat ini memproyeksikan perekonomian akan tumbuh sebesar 0,8 persen pada tahun fiskal 2024. BOJ telah mengisyaratkan kesiapan untuk menaikkan suku bunga jika perekonomian bergerak sesuai dengan perkiraannya, dan meningkatkan kemungkinan inflasi mencapai target dua persen dalam jangka panjang.

Perekonomian Jepang menyusut 1,8 persen secara tahunan pada kuartal pertama karena lemahnya konsumsi dan ekspor, menurut data yang dirilis pada 10 Juni, setelah kenaikan 0,4 persen pada kuartal sebelumnya.

"Mengingat adanya revisi besar terhadap data pesanan konstruksi, revisi angka PDB bulan Januari-Maret kemungkinan akan menunjukkan perekonomian mengalami kontraksi lebih dari yang diperkirakan," kata beberapa analis.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)