Pemerintah Awasi Kondisi Ekonomi AS yang Terancam Resesi

Bendera Amerika Serikat. Foto: Unsplash.

Pemerintah Awasi Kondisi Ekonomi AS yang Terancam Resesi

M Ilham Ramadhan Avisena • 6 August 2024 17:10

Jakarta: Pemerintah Indonesia tengah mengawasi kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) dinilai terancam resesi. Kondisi tersebut diyakini bakal memengaruhi kondisi perekonomian global.
 
Oleh karena itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, pemerintah memastikan terus memantau perkembangan sembari menyiapkan langkah antisipasi agar perekonomian nasional tetap terjaga.
 
"Ini memang sedang bergerak. Tentu kita pertama sudah antisipatif. Ini akan terus kita pantau karena memang gejolak itu harus kita antisipasi," ujar Febrio di kantornya, Jakarta, dilansir Media Indonesia, Selasa, 6 Agustus 2024.
 
Kondisi ekonomi AS saat ini berada di bawah ekspektasi pasar. Angka pengangguran di Negeri Paman Sam lebih tinggi dari yang diprakirakan. Itu juga menuntun pada dorongan agar suku bunga The Federal Reserve (The Fed) dipangkas lebih awal.
 
Baca juga: 

Dolar AS Melemah

 
Ketidakpastian dari kebijakan The Fed sedianya sulit diprediksi. Sebab, pasar memperkirakan Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, bakal mengumumkan pemangkasan Fed Fun Rate bertahap sejak awal tahun ini.
 
Namun kenyataannya The Fed belum sama sekali tidak memangkas suku bunga acuannya. Ekspektasi teranyar ialah The Fed bakal memangkas suku bunga satu kali di akhir tahun jika data perekonomian AS cukup mendukung.
 
"Sekarang dengan data terbaru memang probabilitanya kita melihat knosensus ke arah pemotongan yang lebih banyak," kata Febrio.
 
Kondisi itu justru dinilai akan berdampak positif bagi ekonomi Indonesia. Pasalnya, jika The Fed akan memangkas suku bunga seperti prakiraan sekarang ini, maka kemungkinan arus modal asing ke luar dari Indonesia dapat ditekan.
 
"Kalau bunga AS itu diturunkan itu membuat tekanan untuk capital outflow bisa berkurang. Artinya tingkat suku bunga dalam negeri, rupiah terutama, akan menarik bagi investor terutama portofolio. Ini yang harus kita pantau hari demi hari. Perubahan ini harus kita pantau, sehingga langkah-langkah yang kita ambil juga bisa baik," jelas Febrio.

Kondisi ekonomi AS

Kondisi ekonomi AS dan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed yang lebih agresif juga dinilai menguntungkan pasar surat utang pemerintah. Sebab, Surat Berharga Negara (SBN) akan dipandang oleh investor memiliki daya tarik.
 
Apalagi tingkat bunga surat berharga AS tenor 10 tahun telah lebih dulu turun ke level 3,7 persen. Penurunan tersebut dinilai cukup tajam dalam beberapa hari terakhir. Penurunan bunga surat utang AS juga turut mengerek penurunan bunga SBN tenor 10 tahun ke level 6,77 persen.
 
"Kita melihat dinamika itu. Kalau memang turun, kalau mereka adjust, justru dampaknya positif bagi kita. Itu yang harus kita kawal. Dinamika ini kita kelola hari demi hari supaya apa yang kita lakukan itu justru memastikan ketidakpastian ini tidak berdampak negatif bagi kita, tetapi ini kita gunakan supaya justru memperbaiki dan membuat peluang dari struktur pembiayaan kita," tutur Febrio.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)