Ilustrasi. Medcom.id.
Husen Miftahudin • 18 November 2024 10:02
Jakarta: CEO Privy sekaligus Wakil Ketua Umum IV Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Marshall Pribadi menyoroti tantangan teknologi di sektor keuangan yang semakin mengkhawatirkan dengan maraknya artificial intelligence (AI). Terutama penggunaan deepfake video dengan generated AI, yang dikhawatirkan bisa memasuki akses keuangan seseorang.
"Deepfake video dengan generated AI sudah mengerikan sekali. Perkembangannya sangat mulus, sehingga semakin lama deepfake protection juga akan kewalahan menghadapi deepfake AI hasil video yang sangat mulus," kata Marshall dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 18 November 2024.
Saat ini, hanya dengan bermodal foto KTP yang sudah beredar, dengan deepfake video tadi, kesempatannya cukup besar data pribadi disalahgunakan untuk membuka satu akun sebagai borrower (peminjam) pada platform pinjaman online (pinjol).
"Solusi yang diperlukan adalah user-centric digital identity, untuk membuka akun bukan hanya bermodalkan foto KTP, tapi harus memiliki identitas digital berbasis elektronik," jelas dia.
Dengan identitas digital berbasis
user-centric, menurut Marshall, apabila pengguna tercatat melakukan fraud di salah satu platform P2P lending dan mencoba untuk membuka akun di platform keuangan lainnya, maka catatan fraud-nya akan bisa terdeteksi.
Tanda tangan tersertifikasi
Fraudster adalah sindikat terorganisir dan bekerja sama dengan federated digital identity neutral third party. Segala attempt fraud bukan hanya menyerang satu platform, tapi juga menyerang alamat email, nomor ponsel, dan lainnya.
Apabila tidak diberi efek jera, para fraudster akan terus mencoba untuk melakukan tindak kejahatan. Efek jera yang paling sederhana adalah dengan memakai tanda tangan tersertifikasi, di mana UU ITE mengamanatkan sertifikat elektronik ini juga berfungsi sebagai identitas digital.
"Salah satu efek jera yang dapat dilakukan yaitu membekukan identitas digital pelaku sehingga tidak dapat membuka akun di platform keuangan digital lainnya," ucap Marshall.
Pada kesempatan tersebut, Privy dipercaya sebagai Official Digital Signature Partner dalam Bulan Fintech Nasional (BFN) 2024. Privy akan menyediakan solusi tanda tangan elektronik yang aman dan efisien sepanjang kegiatan BFN 2024 yang dipusatkan di Jakarta.
BFN 2024 merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
Acara tersebut dihadiri lebih dari 3.500 visitors dan 56 exhibitors yang berlangsung pada 11 November hingga 12 Desember 2024, dengan puncak acara The 6th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) pada 12-13 November 2024.