Rupiah Terpental Meski BI Sudah Kerek Suku Bunga Acuan

Mata uang rupiah. Foto : MI.

Rupiah Terpental Meski BI Sudah Kerek Suku Bunga Acuan

Husen Miftahudin • 19 October 2023 16:21

Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan, di tengah upaya Bank Indonesia (BI) menjaga stabilisasi.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 19 Oktober 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.815 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 85 poin atau setara 0,54 persen dari posisi Rp15.730 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

"Pada penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 85 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 130 poin di level Rp15.815 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.730 per USD," ungkap analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis harian.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp15.809 per USD. Rupiah juga melemah 85 poin atau setara 0,54 persen dari Rp15.724 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.838 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 107 poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp15.731 per USD.

Baca juga: BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,00%
 

BI kerek suku bunga acuan


Menjelang penutupan perdagangan hari ini, Bank Indonesia (BI) mengumumkan keputusan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI-7 Day Repo Rate (BI7DRR) 25 basis poin ke level 6,00 persen.

Kenaikan suku bunga ini merupakan yang pertama kali sejak BI menaikkan suku bunga ke level 5,75 persen pada Januari 2023 dan mempertahankan di level tersebut hingga September 2023.

Mengacu pada keputusan tersebut, suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25 persen dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan keputusan BI menaikkan suku bunga acuan ini adalah untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global dan sebagai langkah preemptive dan forward looking memitigasi dampaknya ke imported inflation.

"Jelang RDG, konsensus ekonom justru meramal bahwa Bank Indonesia akan kembali mempertahankan suku bunga di level 5,75 persen," jelas Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)