Netanyahu Dituding Abaikan Kesempatan Pulangkan Sandera, Warga Israel Turun ke Jalan

Ratusan warga Israel berunjuk rasa mendesak pemerintahan Netanyahu menyepakati gencatan senjata Gaza, Selasa, 26 Agustus 2025. (Anadolu Agency)

Netanyahu Dituding Abaikan Kesempatan Pulangkan Sandera, Warga Israel Turun ke Jalan

Willy Haryono • 26 August 2025 21:34

Tel Aviv: Ratusan orang berunjuk rasa di sejumlah kota di Israel pada Selasa, 26 Agustus 2025, menuntut pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu segera memberlakukan gencatan senjata di Gaza serta mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Palestina.

Menurut penyiar publik Israel, KAN, para demonstran menggelar aksi di depan rumah sejumlah menteri, termasuk Menteri Luar Negeri Gideon Saar di Israel tengah dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer di Yerusalem. Sejumlah jalan raya dan ruas jalan sempat diblokade massa, namun kemudian kembali dibuka setelah polisi turun tangan.

“Itu keputusan sadar pemerintah Israel untuk melancarkan operasi militer yang, menurut semua pejabat keamanan, akan mengakibatkan kematian putra saya, Eitan,” kata Itzik Horn, ayah salah satu sandera Israel di Gaza, dalam konferensi pers.

Pada 8 Agustus lalu, Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana Netanyahu untuk secara bertahap menduduki Jalur Gaza, dimulai dari Kota Gaza. Horn menuduh Netanyahu mengabaikan “kesempatan nyata untuk mencapai kesepakatan” yang bisa memulangkan semua sandera.

Pekan lalu, Hamas telah menerima proposal gencatan senjata yang diajukan mediator Mesir dan Qatar. Namun, Israel belum memberikan respons, sementara Netanyahu justru memerintahkan pelaksanaan rencana pendudukan Kota Gaza.

“Israel kini berhadapan dengan Netanyahu dan pemerintahnya,” ujar Yehuda Cohen, ayah seorang tentara Israel yang ditawan di Gaza.

“Netanyahu takut pada tekanan publik,” tambah Einav Zangauker, ibu sandera lainnya, yang menyerukan warga Israel turun ke jalan untuk mendesak pemerintah mencapai gencatan senjata komprehensif yang menjamin pemulangan semua sandera.

Pemerintah Israel memperkirakan ada sekitar 50 sandera di Gaza, termasuk 20 yang masih hidup. Sementara itu, lebih dari 10.400 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel, dengan laporan berbagai organisasi hak asasi menyebutkan mereka mengalami penyiksaan, kelaparan, dan kelalaian medis yang telah menyebabkan banyak kematian.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 62.800 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Gaza. Kampanye militer tersebut juga menghancurkan wilayah yang kini menghadapi ancaman kelaparan besar-besaran.

November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).

Baca juga:  Panglima Militer Israel Desak Netanyahu Terima Proposal Pertukaran Tahanan Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)