PLTM Kanzy 3 Bengkulu. Foto: Istimewa.
Palembang: Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Kanzy 3 di Bengkulu resmi beroperasi. Pembangkit listrik yang dioperasikan PT Kanz Sapta Energi, anak perusahaan Muara Energi ini pun meneken kerja sama dengan PT PLN untuk memaksimalkan penyaluran.
"Melalui kolaborasi dengan PLN, kami ingin memastikan bahwa energi yang dihasilkan dari sumber terbarukan seperti minihidro dapat disalurkan secara maksimal kepada masyarakat, sekaligus mempercepat transisi energi nasional menuju energi yang ramah lingkungan," kata Komisaris Muara Energi Billy Tjandra, Kamis, 5 Juni 2025.
Ia mengatakan salah satu tujuan kerja sama ini guna mendukung upaya pemerintah memperkuat ketahanan energi nasional melalui pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT). Sekaligu, mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.
"Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk memperkuat komitmen kami dalam mendukung program pemerintah dalam penyediaan energi bersih dan berkelanjutan," ungkapnya.
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro
PLTM Kanzy 3 menggunakan tenaga minihidro, pembangkit listrik tenaga air berskala kecil, umumnya dengan kapasitas di bawah 10 MW. Pembangkit ini memanfaatkan aliran sungai atau saluran irigasi tanpa membangun bendungan besar.
Menurut dia, minihidro menyediakan energi listrik yang stabil dan ramah lingkungan, terutama di daerah terpencil. Sementara bagi alam, teknologi ini memiliki dampak lingkungan yang minimal karena tidak merusak ekosistem sungai secara besar-besaran.
PLTM Kanzy 3 beroperasi secara komersial setelah melewati proses pengujian dan sertifikasi yang ketat. Dengan kapasitas 5 MW, pembangkit ini memanfaatkan aliran Sungai Simpang Aur di Desa Taba Durian Sebakul, Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah.
PLTM Kanzy 3 dibangun sejak 2022 dan baru mulai beroperasi 16 Mei 2025. PLTM ini diharapkan mampu menyuplai
energi listrik sebesar rata-rata 30 juta kWh per tahun ke jaringan PLN.
Jumlah ini, kata dia, setara dengan memenuhi kebutuhan listrik lebih dari 20 ribu rumah tangga per tahun. Setara juga dengan kebutuhan listrik beberapa kecamatan, tergantung pada tingkat konsumsi listrik masing-masing wilayah.
"Sekaligus berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon hingga ribuan ton CO2 setiap tahunnya," ujar dia.
Ia mengatakan kerja sama ini juga membuka peluang kerja, menghidupkan ekonomi desa, dan menjadi contoh sukses sinergi antara pemerintah dan swasta dalam menciptakan pembangunan berkelanjutan.
Selain minihidro, sedang dikembangkan portofolio energi terbarukan lainnya seperti tenaga gas, panas bumi dan PLTA skala besar.
"Hal ini dilakukan sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam mendiversifikasi sumber energi hijau yang berkelanjutan dan sesuai dengan karakteristik geografis Indonesia," ungkap Billy.