Ilustrasi bendera Iran. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 8 November 2025 10:10
Washington: Amerika Serikat (AS) dan Israel menuduh Iran berupaya membunuh duta besar Israel untuk Meksiko, tuduhan yang langsung dibantah Teheran sebagai “kebohongan besar,” sementara pemerintah Meksiko mengaku tidak mengetahui terkait hal tersebut.
Mengutip dari TRT World, Sabtu, 8 November 2025, upaya pembunuhan itu dilaporkan terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, yang belakangan ini saling menyerang wilayah satu sama lain.
Israel mengatakan otoritas Meksiko telah menggagalkan rencana untuk membunuh Duta Besar Einat Kranz-Neiger.
“Kami berterima kasih kepada aparat keamanan dan penegak hukum di Meksiko karena berhasil menggagalkan jaringan teroris yang diarahkan oleh Iran dan berupaya menyerang duta besar Israel di Meksiko,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam pernyataan pada Jumat.
Namun, beberapa jam setelah tuduhan itu mencuat, Kementerian Luar Negeri Meksiko menyatakan belum menerima informasi apa pun terkait dugaan tersebut.
Tanpa menyebut AS atau Israel secara langsung, Sekretariat Keamanan dan Perlindungan Warga Meksiko, yang mengawasi bidang intelijen, menyatakan terbuka untuk “kerja sama yang penuh rasa hormat dan terkoordinasi, selalu dalam kerangka kedaulatan nasional, dengan lembaga keamanan mana pun yang memintanya.”
Kedutaan Besar Iran di Meksiko menepis tuduhan itu sebagai “kebohongan besar.”
“Tujuan tuduhan ini adalah untuk merusak hubungan bersahabat dan bersejarah antara kedua negara (Meksiko dan Iran),” tulis pernyataan resmi kedutaan di platform X.
Meksiko selama ini menganut prinsip non-intervensi dalam urusan luar negeri, namun juga mendukung penyelidikan terhadap dugaan kejahatan perang Israel di Gaza.
Seorang pejabat AS mengklaim bahwa Pasukan Quds—unit elite Garda Revolusi Iran—memulai rencana pembunuhan itu pada akhir 2024 dan berhasil digagalkan tahun ini. Rencana tersebut disebut melibatkan perekrutan agen melalui kedutaan Iran di Venezuela.
“Ini hanyalah contoh terbaru dari sejarah panjang aksi mematikan Iran yang menargetkan diplomat, jurnalis, pembangkang, dan siapa pun yang menentang mereka. Hal ini seharusnya menjadi kekhawatiran serius bagi setiap negara yang memiliki kehadiran Iran di wilayahnya,” kata pejabat AS itu yang berbicara tanpa disebutkan namanya.
Namun, pejabat tersebut tidak memberikan bukti atau rincian bagaimana rencana itu digagalkan.
Dugaan plot ini disebut terjadi setelah Israel menyerang kompleks kedutaan Iran di Damaskus pada 1 April 2024 yang menewaskan sejumlah perwira tinggi Garda Revolusi. Serangan itu memicu janji balasan Iran yang kemudian meluncurkan rudal dan drone ke arah Israel.
Setahun kemudian, Israel melancarkan kampanye pengeboman besar-besaran di Iran yang menewaskan lebih dari 1.000 orang. AS, sekutu utama Israel, ikut menyerang sejumlah lokasi penting program nuklir Iran.
Baca juga: Dituduh Pasok Rudal untuk Rusia, AS Jatuhkan Sanksi ke Maskapai Iran