Api berkobar di lokasi serangan Rusia di Ukraina. (State Emergency Service of Ukraine)
Willy Haryono • 28 September 2025 17:02
Kyiv: Sedikitnya empat orang, termasuk seorang anak perempuan berusia 12 tahun, tewas dalam serangan udara besar-besaran yang dilancarkan Rusia ke Ukraina pada Minggu dini hari, 28 September 2025. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan ini sebagai aksi “keji” yang menunjukkan Moskow tidak menginginkan perdamaian.
Menurut Zelensky, Rusia menembakkan hampir 500 drone dan lebih dari 40 rudal, termasuk rudal hipersonik Kinzhal, ke sejumlah wilayah. Serangan tersebut menghantam fasilitas produksi roti, pabrik ban, rumah-rumah warga, apartemen, sebuah fasilitas medis, hingga taman kanak-kanak.
“Moskow ingin terus berperang dan membunuh, dan itu pantas mendapat tekanan paling keras dari dunia,” kata Zelensky dalam pernyataannya di media sosial dan dikutip Radio Free Europe.
Wali Kota Kyiv Vitaliy Klitschko melaporkan puluhan orang terluka dalam serangan ini. Kepala Administrasi Kota Kyiv, Tymur Tkachenko, menulis di Telegram bahwa “Rusia kembali memulai penghitung kematian anak,” merujuk pada tewasnya anak-anak akibat serangan udara.
Rusia belum mengeluarkan komentar resmi atas serangan terbaru ini, namun sebelumnya kerap membantah menargetkan infrastruktur sipil meski bukti menunjukkan sebaliknya.
Serangan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat setelah Kremlin memperingatkan NATO terkait dugaan pelanggaran wilayah udaranya dan perang memasuki musim dingin keempat sejak invasi besar-besaran Februari 2022.
Upaya Amerika Serikat untuk menengahi perundingan damai sejauh ini belum menunjukkan kemajuan. Sementara itu, kekhawatiran internasional meningkat setelah drone Rusia mendarat di wilayah Polandia dan jet tempur Rusia dilaporkan melintasi wilayah udara Estonia.
Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB pekan ini, Zelensky memperingatkan dunia sedang berada dalam “perlombaan senjata paling destruktif dalam sejarah manusia” dan mendesak komunitas global untuk bertindak.
Baca juga: Zelensky: Hentikan Perang Rusia atau Hadapi Perlombaan Senjata Berbahaya