Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 29 September 2025 18:04
Washington: Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance mengonfirmasi bahwa Rusia telah menolak perundingan damai dengan Ukraina, baik dalam format bilateral maupun trilateral yang melibatkan Washington.
Dalam wawancara dengan Fox News, Vance menegaskan komitmen AS untuk terus mencari solusi damai di Ukraina, namun sikap Rusia yang enggan bernegosiasi membuat proses tersebut terhambat.
Vance menyoroti kerugian besar yang dialami Rusia di medan perang tanpa pencapaian strategis berarti. Ia mendesak Moskow untuk menerima kenyataan. “Posisi kami jelas, kami akan terus mengupayakan perdamaian, tetapi Rusia harus mengakui realitas di lapangan,” ujarnya, seperti dikutip Novinite, Senin, 29 September 2025.
Pernyataan itu muncul setelah Presiden Donald Trump mengatakan Ukraina tidak hanya mampu merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia, tetapi juga berpotensi melangkah lebih jauh. Menurut Vance, komentar Trump mencerminkan kondisi pertempuran, di mana Rusia gagal meraih kemajuan besar meski mengalami kerugian signifikan.
Vance juga mengonfirmasi bahwa Trump tengah mempertimbangkan permintaan Ukraina untuk memperoleh rudal Tomahawk, namun menegaskan keputusan akhir berada di tangan presiden dan akan disesuaikan dengan kepentingan nasional AS. Pembahasan internal terkait permintaan tersebut masih berlangsung.
Menurut sejumlah laporan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara langsung menyerahkan dokumen permintaan rudal Tomahawk kepada Trump di sela Sidang Umum PBB, dengan alasan kemampuan serangan jarak jauh dapat memperkuat posisi Kyiv dan menekan Rusia agar mau bernegosiasi.
Sejumlah media menyebut Trump terbuka terhadap usulan itu, meski belum ada keputusan final. Jika disetujui, rudal Tomahawk akan memberi Ukraina kemampuan menyerang jauh ke wilayah Rusia, termasuk Moskow.
Selama ini, Washington menolak pengiriman senjata jarak jauh, namun di bawah pemerintahan Trump, AS telah menyetujui bantuan melalui Prioritized Ukraine Requirements List, termasuk sistem pertahanan udara Patriot dan peluncur roket HIMARS yang dibiayai NATO.
“Selama beberapa minggu terakhir, kita telah menyaksikan Rusia menolak untuk berinteraksi dengan Ukraina, baik secara langsung maupun dalam format trilateral apa pun yang memungkinkan presiden atau pejabat senior AS terlibat,” tambah Vance. (Kelvin Yurcel)
Baca juga: Rusia Serang Ukraina dengan 500 Drone dan 40 Rudal, Empat Orang Tewas