Kepala Badan Pelaksana Investasi Danantara/CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani. Foto: Dok istimewa
Eko Nordiansyah • 1 October 2025 10:53
Jakarta: Danantara Indonesia mendukung investasi berkelanjutan di proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi atau Waste-to-Energy (WtE). Inisiatif ini menjadi salah satu pilar utama Danantara dalam mendukung pembangunan berkelanjutan Indonesia dan mencapai ambisi Net Zero Emission pada 2060.
Kepala Badan Pelaksana Investasi Danantara/CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani mengatakan, tujuan utama WtE adalah memastikan pengelolaan sampah yang tepat dan pemulihan lingkungan, seperti yang berhasil diterapkan di berbagai kota besar dunia, dengan pembangkit listrik sebagai manfaat tambahan.
“Pengelolaan sampah di Indonesia adalah tantangan strategis yang menuntut solusi luar biasa. Dengan timbunan sampah 35 juta ton per tahun yang sebagian besar belum terkelola, kita menghadapi risiko besar bagi lingkungan, kesehatan, dan juga emisi Gas Rumah Kaca (GRK),” kata Rosan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengolahan Sampah menjadi Energi (WtE) di Wisma Danantara Indonesia dikutip Rabu, 1 Oktober 2025.
Rosan mengungkapkan setiap fasilitas WtE berkapasitas 1.000 ton per hari dapat menghasilkan kurang lebih 15 MW listrik, cukup untuk memasok sekitar 20 ribu rumah tangga. Teknologi pengolahan WtE ini mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 50 hingga 80 persen dibandingkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) konvensional, sekaligus menghemat penggunaan lahan hingga 90 persen.
"Struktur baru program waste-to-energy (WtE) membawa kabar baik bagi pemerintah daerah. Tidak ada lagi kewajiban tipping fee, karena mekanisme ini sepenuhnya ditanggung PLN dengan subsidi dari pemerintah pusat. Hal ini meringankan APBD sekaligus memperkuat keberlanjutan proyek,” ujar dia.
Rapat Koordinasi Nasional Pengolahan Sampah menjadi Energi (WtE) ini merupakan ajang dialog strategis yang mempertemukan pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta Danantara Indonesia dalam membahas percepatan implementasi proyek pengolahan sampah menjadi energi.
Kolaborasi melalui forum ini menjadi titik temu komitmen, sinergi kebijakan, serta dukungan investasi untuk menghadirkan solusi pengelolaan sampah berkelanjutan yang juga berkontribusi pada target energi bersih nasional.
Baca Juga:
(Rapat Koordinasi Nasional Pengolahan Sampah menjadi Energi (WtE). Foto: Dok Danantara)
Dalam paparannya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, yang turut hadir, menyatakan, Program waste-to-energy (WtE) ini adalah terobosan strategis dalam penanganan sampah yang berbasis hilir. Dengan teknologi yang ada, energi hasil pengolahan sampah akan langsung diserap oleh PLN.
“Tugas utama dari pemerintah daerah adalah memastikan koordinasi, mengumpulkan sampah dari masyarakat hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan kemudian diolah menjadi energi,” ungkap Tito.
Ia menambahkan, keuntungan dari program ini adalah masyarakat yang menikmati lingkungan bersih, pemerintah daerah akan terbantu dalam pengelolaan sampah kota, dan negara memperoleh nilai ekonomis dari energi baru terbarukan. Dengan sistem tipping fee yang akan dihapuskan, kebutuhan pasokan 1.000 ton sampah per hari akan dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah, sedangkan PLN dan Danantara Indonesia akan membantu dari sisi pengolahan sampah menjadi energi.
“Ini adalah program dari rakyat untuk rakyat, sekaligus menguntungkan negara. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh pihak untuk memberikan dukungan penuh agar program ini berhasil, demi lingkungan yang lebih sehat, kota yang lebih bersih, dan kemandirian energi nasional,” kata dia.
Selain manfaat lingkungan, Program WtE membuka pintu pertumbuhan ekonomi daerah dan penciptaan lapangan kerja. Setiap proyek diperkirakan dapat menciptakan kurang lebih 4.000 lapangan kerja selama fase konstruksi dan sekitar 300 pekerjaan berkelanjutan saat operasional menjadi motor peningkatan PDB lokal.
Dengan dukungan kebijakan, struktur pendanaan yang solid, dan rekam jejak penggunaan teknologi WtE secara global, Indonesia berada pada titik strategis untuk menjadi magnet investasi hijau Asia Tenggara. Danantara Indonesia membuka peluang kemitraan bagi investor lokal maupun internasional untuk bergabung dalam proyek-proyek WtE di berbagai provinsi.