Anak di Bekasi Dicabuli Teman, Psikolog Ungkap Akar Masalah dan Cara Mencegah

Ilustrasi Medcom.id

Anak di Bekasi Dicabuli Teman, Psikolog Ungkap Akar Masalah dan Cara Mencegah

Putri Purnama Sari • 11 June 2025 14:38

Jakarta: Kasus pelecehan seksual yang melibatkan anak-anak di Bekasi sangat memprihatinkan. Baru-baru ini, seorang anak laki-laki berusia 4 tahun diduga menjadi korban pencabulan oleh temannya sendiri yang berusia 8 tahun.

Mirisnya, pelaku diketahui memaksa korban melakukan perbuatan tersebut di toilet sebuah masjid di Bekasi.

Kasus ini mulanya terungkap dari kecurigaan keluarga, ibu korban bercerita melalui media sosial jika anaknya sudah sebulan tidak mau menginap di rumah kakek neneknya. Anaknya yang biasa bergegas ke masjid saat azan berkumandang kini tidak mau lagi, ia bahkan sudah tidak mau lagi salat Jumat.

Saat ditanya oleh sang ibu, korban mengaku jika teman mainnya melakukan pelecehan seksual. Menurut ibunya, korban sudah tiga kali dicabuli pelaku.

Melihat kasus tersebut, Psikolog anak, remaja, dan keluarga Efnie Indrianie, M.Psi, merasa miris. Menurutnya, hal tersebut sangat memprihatinkan lantaran pelaku dan korban adalah anak-anak.

"Menurut saya ini merupakan hal yang sangat memprihatinkan. Mengingat pelakunya anak-anak dan korbannya pun anak-anak. Meskipun demikian, harus ada efek jera untuk pelaku dan rehabilitasi kejiwaannya," kata Efnie saat dihubungi, Rabu, 11 Juni 2025.
 

Baca juga: 
Pemkot Bekasi Beri Pendampingan Hukum Anak Korban Pencabulan Sesama Temannya

Efnie juga menambahkan bahwa biasanya ada beberapa faktor pemicu yang dapat mempengaruhi anak untuk melakukan tindakan tersebut.

"Yang pertama, pelaku pernah mendapatkan tindakan serupa dan ia diajarkan untuk melakukan hal tersebut. Yang kedua melalui tayangan yang ia tonton. Kedua penyebab tersebut bisa membuat sang pelaku melakukan hal ini pada anak kecil yang lain," tambahnya.

Kemudian, terkait pencegahan agar kasus serupa tidak terulang, Psikolog Efnie menekankan pentingnya pengawasan dari orang tua. 

Menurut Efnie, orang tua harus harus secara intens mengawasi perilaku anak-anak dan juga harus berkomunikasi dengan baik kepada anak setiap saat untuk memastikan apa saja yang sudah mereka lakukan atau mereka dapatkan. 

Ia juga mengatakan, pendidikan seks (sex education) pada anak sangatlah penting. Pendidikan seks ini bisa dilakukan dalam bentuk edukasi "private body", hal ini berguna agar anak bisa mengetahui bagian tubuh mana yang diperbolehkan untuk disentuh dan mana yang tidak.

"Anak juga perlu mengetahui siapa yang boleh menyentuh dan tujuannya apa? Apa bahayanya jika bagian tubuh itu disentuh. Arahkan ke pentingnya melindungi private body tersebut, misalnya untuk melindungi dari kuman, iritasi, dll. Konsepnya masih sebatas ini, mengingat anak-anak belum waktunya memahami konsep tentang seksualitas," lanjutnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)