Pengungsi Palestina kembali mengungsi di tengah perang antara Israel dan Hamas di Gaza. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 17 November 2025 10:50
Johannesburg: Nama Al-Majd Europe jadi sorotan dan mulai diselidiki setelah organisasi tersebut dikaitkan dengan penerbangan misterius yang membawa 153 warga Palestina tanpa dokumen perjalanan lengkap dari Gaza ke Afrika Selatan. Otoritas Afrika Selatan terkejut oleh kedatangan pesawat sewaan tersebut, sementara para penumpang mengaku membayar biaya besar kepada Al-Majd Europe untuk bisa keluar dari Gaza.
Selama hampir 12 jam, pesawat itu tertahan di landasan karena penumpang tidak memiliki cap keluar dari Gaza dan tidak dapat menjelaskan rencana tinggal mereka di Afrika Selatan.
Pemerintah Afsel akhirnya mengizinkan mereka turun setelah yayasan Gift of the Givers menawarkan bantuan. “Ini orang-orang dari Gaza yang secara misterius tiba di sini,” kata Presiden Cyril Ramaphosa, seraya menambahkan bahwa proses evakuasi tersebut tampak seperti upaya “menyingkirkan” warga Gaza.
Al-Majd Europe, yang kerap mengiklankan diri sebagai penyedia “evakuasi dari zona konflik,” dituding beroperasi dalam koordinasi dengan otoritas Israel.
Loay Abu Saif, salah seorang penumpang, mengatakan ia mengetahui layanan itu melalui iklan media sosial dan diminta membayar US$1.400–2.000 per orang, tarif anak sama dengan dewasa.
Melansir dari Al Jazeera, Minggu, 16 November 2025, ia mengaku baru diberi tahu jadwal keberangkatan sehari sebelumnya dan hanya diizinkan membawa tas kecil, ponsel, dan sejumlah uang tunai.
Meski situs Al-Majd Europe mengklaim berdiri di Jerman sejak 2010, domainnya baru didaftarkan Februari tahun ini. Situs itu tidak memiliki alamat atau nomor telepon, hanya menyebut lokasi di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, yang ternyata juga tidak ditemukan oleh Al Jazeera.
Email resmi mereka pun tidak aktif, sementara banyak korban diminta mentransfer uang ke rekening pribadi, bukan institusi. Beberapa tautan di situs tidak berfungsi, dan salah satu “kisah dampak” yang ditampilkan menggunakan foto orang lain dari laporan media.
Menurut kesaksian penumpang, perjalanan menuju pesawat dilakukan melalui koordinasi dengan militer Israel. Rombongan dibawa dari Rafah ke perlintasan Karem Abu Salem, kemudian ke Bandara Ramon tanpa cap perjalanan.
Dari sana mereka terbang menggunakan pesawat Rumania, transit di Nairobi, lalu mendarat di Johannesburg. Seorang penumpang bahkan mengatakan bahwa Al-Majd pernah menjalankan penerbangan serupa ke Indonesia pada Juni.
Gift of the Givers menyebut Al-Majd sebagai “organisasi kedok Israel,” sementara Kedutaan Besar Palestina di Afrika Selatan mengecamnya sebagai lembaga tidak terdaftar yang “menipu keluarga, memanfaatkan kondisi tragis Gaza, dan memfasilitasi perjalanan secara tidak bertanggung jawab.”
Baca juga: Aktivis Afsel Tuduh Israel Gunakan Organisasi Bayangan untuk Pindahkan Warga Gaza