Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. MI/Insi Nantika Jelita
Eko Nordiansyah • 4 December 2025 11:35
Jakarta: Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi tudingan media asing The Economist yang mengkritik kebijakannya menggunakan dana Rp200 triliun ke perbankan. Purbaya menyebut, uang itu sejatinya tidak digunakan, namun hanya dipindahkan penggunaannya melalui bank.
Purbaya menjelaskan, uang Rp200 triliun itu disalurkan untuk menggerakkan perekonomian. Dalam kondisi seperti sekarang ini, ia menyebut, dibutuhkan dukungan fiskal maupun moneter agar sama-sama bisa menjadi mesin pendorong ekonomi.
"Ternyata emang dugaan saya betul, dia enggak sepintar saya. Jadi kalau saya hidupkan dua-duanya ekonomi, fiskal dan moneter, dengan ini mesin yang dua tumbuh. Saya pikir enam sampai 6,5 (persen) bisalah," kata dia dikutip Kamis, 4 Desember 2025.

(Ilustrasi. Foto: Dok MI)
Menurut Purbaya, uang yang digelontorkan pemerintah melalui perbankan tidak habis begitu saja namun justru menciptakan perekonomian baru. Ia menegaskan, saat ekonomi pulih, uang pemerintah tidak akan ke mana-mana.
"Jadi ini balik, ekonomi recover, uang gue masih utuh. Pinter juga saya katanya. Itu seperti hal yang gampang. Kita pikirkan orang dalam negeri enggak ngerti. Tapi ternyata orang luar negeri juga enggak ngerti," ungkap dia.
Saat ini, dampak suntikan dana pemerintah telah terlihat dari pertumbuhan kredit yang mulai meningkat. Penyaluran kredit hingga Oktober 2025 tercatat tumbuh 6,9 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 7,2 persen (yoy).
"Akibatnya M0-nya tumbuh seperti ini, enggak lama kredit juga tumbuh kencang seperti ini. Jadi ini amat mempengaruhi pertumbuhan kredit dan pertumbuhan swasta sektor rill," jelas dia.