Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy.
Jakarta: Laju mata uang rupiah naik setelah data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) terbaru berada setara dengan konsensus analis.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat 97 poin atau 0,61 persen menjadi Rp15.931 per USD dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.028 per USD.
Mengutip Investing.com, Kamis, 16 Mei 2024, indeks dolar AS yang mengukur mata uang terhadap enam rival utama, turun 0,11 persen menjadi 104,94, setelah turun ke level terendah di 104,92 pada minggu sebelumnya.
Patokan imbal hasil Treasury AS jangka panjang turun tipis menjadi 4,4414 persen, memperpanjang penurunan 3 basis poin (bp) semalam.
Laporan harga konsumen inti menunjukkan CPI AS naik 0,3 persen secara bulanan pada April, turun dari pertumbuhan 0,4 persen bulan sebelumnya. Dalam setahun CPI berada pada 3,4 persen atau sesuai dengan konsensus analis. Ini untuk pertama kalinya dalam empat bulan CPI AS sama dengan perkiraan analis setelah empat bulan sebelumnya selalu naik.
Penilaian ketua The Fed
Ketua Fed Jerome Powell memberikan penilaian bullish mengenai kondisi perekonomian AS, dengan prospek pertumbuhan yang terus berada di atas tren dan keyakinan terhadap penurunan inflasi, meskipun terkikis oleh data terbaru, namun sebagian besar tetap utuh.
Harga konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan pada kuartal pertama tahun ini merupakan kekuatan pendorong bagi ekspektasi pergerakan suku bunga The Fed yang kini dikurangi menjadi sekitar 45 bps penurunan pada tahun ini.