Petani di Pidie Kecewa Hasil Panen Padi Mengecewakan

Ilutrasi Irigasi. Foto: MI.

Petani di Pidie Kecewa Hasil Panen Padi Mengecewakan

Media Indonesia • 26 March 2024 09:32

Pidie: Petani padi di kawasan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, kali ini sangat terpukul dan harus menunda kegembiraan mereka. Pasalnya hasil panen padi musim rendengan (musim tanam pertama) di kawasan itu menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal itu diduga karena parahnya serangan hama wereng coklat (menyerang batang bawah) dan digerogoti penyakit kresek saat tanaman sedang pertumbuhan. Hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman untuk berbunga dan bergulir.

Lokasi yang sudah musim panen padi di Pidie antara lain adalah di Kecamatan Delima, Kecamatan Pidie, Indrajaya, Peukan Baro, Sakti, Mutiara, Mila, Grong-grong dan Kecamatan Simpang Tiga. Berikutnya Kecamatan Mutiara Timur, Geulumpang Tiga, Geulumpang Baro dan Kecamatan Kembang Tanjung.

Di Desa Meuleuweuk, Kecamatan Peukan Baro misalnya satu petak sawah (ukuran sekitar 1.000 meter) sekarang hanya memperoleh hasil panen sekitar 8 karung (35 kikogram per karung). Perolehan itu lebih rendah dari biasanya sekitar 10 karung.
 

Baca: 7.998,19 Hektare Sawah di Jatim Terdampak Banjir

"Secara umum hasil panen berkurang 20 hingga 30 persen dari biasanya. Padahal pupuk dan perlakuannya sama juga seperti biasa" kata Azmi, petani di Kemukiman Krueng Dayah, Kecamatan Peukan Baro, Selasa, 26 Maret 2024.

Lalu di kawasan Kemukiman Lhok Kaju, Kecamatan Indrajaya, dalam satu petak sawah (ukuran 2.500 meter) yang biasanya menghasilkan hasil 35 karung, kali ini hanya memperoleh 30 karung. Padahal perlakuan dan penggunaan pupuk atau saprodi tidak kurang sebagaimana biasanya.

Rendahnya hasil panen gabah padi kali ini diyakini karena banyaknya serangan penyakit kresek dan hama wereng. Bahkan sebagian lahan sawah ada yang terserang cukup parah sehingga pemiliknya tidak kembali modal.

Pada bagian lain, mudahnya penyebaran hama dan penyakit pada lahan sawah setempat diduga karena sebagian besar petani menggunakan benih galur (benih tidak ada uji laboratorium dan tanpa izin sebar). Benih-benih tidak tahan hama penyakit itu dijual bebas tanpa pengawasan oleh pemerintah setempat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)