Tesla. Foto: Unsplash.
Bangkok: Produsen kendaraan listrik yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Tesla, telah menghentikan rencananya untuk mendirikan pabrik di Thailand dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, dan lebih fokus pada pengembangan fasilitas pengisian daya.
Hal ini tercantum dalam sebuah laporan di portal berita Thailand The Nation dikutip dari Business Times, Kamis, 8 Agustus 2024. Mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya, laporan tersebut mengindikasikan bahwa rencana Tesla untuk pabrik manufaktur tidak hanya ditangguhkan di Thailand tetapi juga di negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Malaysia dan Indonesia.
Menyusul pembubaran tim eksekutifnya, Tesla telah membatalkan rencana investasinya di Thailand, menandai penarikan investasi yang lebih luas di Asia dan sekitarnya, kata laporan itu. Sumbernya mengatakan Tesla saat ini sedang fokus pada diskusi pengembangan stasiun pengisian daya.
“Mereka tidak melanjutkan (rencana pabrik) di Malaysia, Indonesia, atau di mana pun, kecuali Tiongkok, Amerika, dan Jerman,” kata laporan itu.
Reformasi industri tetap berjalan
Kementerian Investasi, Perdagangan dan Industri Malaysia (MITI) menekankan keputusan komersial perusahaan multinasional mengenai operasi global mereka tidak akan mempengaruhi reformasi industri atau lanskap investasi Malaysia.
Di Malaysia, Tesla pada Juli 2023 berkomitmen untuk mendirikan kantor pusat dan pusat layanan di Selangor. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim juga menyebutkan investasi Tesla akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja bernilai tinggi bagi negaranya.
Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani pada Februari 2023, Tesla diperbolehkan menjual kendaraan rakitan dari luar negeri tanpa dikenakan tarif impor. Perusahaan juga diberikan pengecualian untuk memiliki mitra lokal dan persyaratan ekuitas Bumiputera minimal 30 persen.