Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Foto: IRNA
Teheran: Presiden Masoud Pezeshkian mengatakan, Iran berhak membela diri dan menanggapi segala bentuk agresi sesuai dengan "semua norma dan peraturan internasional."
Dalam panggilan telepon pada Senin 12 Agustus 2024 dengan Kardinal Pietro Parolin, sekretaris negara Vatikan, Presiden Pezeshkian mengutuk pembunuhan brutal terhadap perempuan dan anak-anak di Gaza oleh rezim Israel selama sepuluh bulan terakhir.
Ia juga mengecam pembunuhan "pengecut" terhadap Ismail Haniyeh, pemimpin politik gerakan perlawanan
Palestina Hamas, yang kediamannya di Teheran menjadi sasaran serangan Israel pada tanggal 31 Juli, hanya beberapa jam setelah ia menghadiri upacara pelantikan presiden Iran yang baru terpilih.
Pezeshkian menekankan bahwa pembunuhan tersebut melanggar "semua prinsip kemanusiaan dan hukum", dan menegaskan kembali janji Iran bahwa mereka akan memberikan tanggapan yang kuat kepada rezim
Israel atas tindakan terorisme yang kurang ajar di wilayahnya.
"Menurut semua norma dan peraturan internasional, hak untuk membela diri dan menanggapi agresor diberikan kepada negara mana pun yang telah menjadi sasaran agresi," kata Presiden, seraya menegaskan kembali komitmen Iran untuk menghindari perang dan mempromosikan perdamaian dan keamanan global.
Kardinal Parolin, pada bagiannya, menyampaikan ucapan selamat dari Paus Fransiskus kepada Pezeshkian atas kemenangannya dalam pemilihan presiden baru-baru ini dan memuji seruan presiden Iran untuk "keterlibatan konstruktif" dengan dunia.
Pejabat senior Vatikan itu juga menekankan kebutuhan mendesak untuk mencegah bahaya bagi warga sipil di Gaza dan untuk segera menetapkan gencatan senjata di wilayah Palestina.