Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani
Insi Nantika Jelita • 15 October 2024 12:01
Jakarta: Masyarakat kelas menengah didorong untuk lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan saat ini.
Pasalnya, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, jumlah penduduk yang tergolong dalam kelas menengah mengalami penurunan signifikan dari 57,33 juta pada 2019 menjadi 47,85 juta pada 2024.
Di sisi lain, kelompok yang rentan terhadap kemiskinan terus bertambah mencapai 137,5 juta jiwa.
Untuk mengatasi fenomena itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, literasi keuangan dan investasi dinilai menjadi strategi krusial dalam memperkuat daya tahan ekonomi masyarakat.
"Masyarakat mesti hati-hati dalam mengelola keuangan dan juga perlu dibekali dengan pengetahuan lebih mendalam soal investasi, agar bisa membuat keputusan yang bijak di tengah situasi ekonomi yang mengimpit kelas menengah," ucap dia dilansir Media Indonesia, Selasa, 15 Oktober 2024.
Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani
Pertumbuhan pendapatan masyarakat kelas menengah hanya sekitar 1,5%
Huda menyebut pertumbuhan pendapatan masyarakat kelas menengah hanya sekitar 1,5 persen, jauh di bawah laju kenaikan harga barang.
Akibatnya, banyak dari mereka yang mulai terpaksa menggunakan tabungan untuk menjaga pola konsumsi tetap berjalan. Ini menunjukkan betapa rentannya posisi kelas menengah dalam menghadapi tekanan ekonomi.
Meski demikian, Nailul menuturkan masih banyak masyarakat yang tidak mampu mengontrol pengeluaran hidup mereka, bahkan masih ada yang percaya terhadap iming-iming keuntungan besar dari investasi tanpa memahami risiko yang ada.
"Untuk itu, masyarakat juga harus memahami literasi keuangan dan dasar-dasar investasi dan lebih proaktif mencari pengetahuan tentang investasi melalui berbagai platform yang tersedia,” ucap dia.