Ilustrasi. Foto: dok MI.
Insi Nantika Jelita • 7 September 2024 15:20
Jakarta: Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menegaskan pertumbuhan kredit perbankan masih terjaga positif di tengah fenomena penurunan jumlah kelas menengah dan deflasi yang terjadi selama empat bulan beruntun. Pada Juli 2024, secara bulanan kredit
perbankan meningkat sebesar Rp36,21 triliun, atau tumbuh 0,48 persen month to month (mtm).
Adapun secara tahunan, pertumbuhan penyaluran kredit melanjutkan catatan
double digit growth sebesar 12,40 persen year on year (yoy) menjadi Rp7.514,6 triliun. Kemudian, Mahendra menjelaskan piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan (PP) tumbuh sebesar 10,53 persen yoy pada Juli 2024 menjadi Rp494,10 triliun, didukung pembiayaan modal kerja yang meningkat sebesar 9,43 persen yoy.
"Kami simpulkan terjadinya deflasi dan penurunan jumlah kelas menengah jika dilihat dari angka-angka yang ada dalam sektor jasa keuangan, tidak memperlihatkan dampak yang signifikan," ujar Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan OJK secara daring, dikutip Sabtu, 7 September 2024.
Dia menyampaikan pertumbuhan ekonomi nasional masih terjaga baik dengan tingkat inflasi inti masih stabil sebesar 1,95% (yoy) pada Juli 2024. Pihaknya berharap sektor jasa keuangan Indonesia masih bergerak positif didukung permodalan yang semakin membaik.
"Sekalipun ada deflasi, namun inflasi inti tercatat tetap 1,95 persen dari periode yang sama tahun lalu. Kita berharap kinerja dan pertumbuhan di sektor jasa keuangan dapat terus tetap terjaga baik," katanya.
Kendati demikian, OJK tetap mewaspadai faktor risiko gejolak global dan potensi dampak rambatannya dengan konsisten melakukan asesmen terhadap perekonomian dan sektor jasa keuangan melalui koordinasi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Pembiayaan multifinance dan pinjol terus tumbuh
Dalam kesempatan sama, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agusman menyampaikan di tengah penyusutan jumlah kelas menengah, pembiayaan oleh
multifinance dan
peer to peer lending (P2P) atau
pinjaman online, masih melanjutkan pertumbuhan.
Dia menerangkan data pertumbuhan piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan (PP) pada Juli 2024 tumbuh sebesar 10,53 persen yoy menjadi Rp494,10 triliun. Pada industri fintech P2P lending, outstanding pembiayaan pada Juli 2024 meningkat menjadi 23,97 persen yoy dengan nominal sebesar Rp69,39 triliun.
"Tren pertumbuhan pembiayaan yang tetap terjaga memberikan sinyal bahwa industri
multifinance dan
fintech P2P
lending memiliki kemampuan dalam memitigasi risiko penurunan daya beli masyarakat," jelas Agusman.