Proyek Tanggul Raksasa Jakarta (Giant Sea Wall) tahap A. Foto: MI/Adam Dwi.
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto memperkirakan bencana banjir rob yang menerpa di kawasan pesisir pantai utara (pantura) Pulau Jawa akan merugikan ekonomi daerah, seperti di Jakarta hingga Rp10 triliun.
"Estimasi kerugian ekonomi akibat gangguan rob di Jakarta saja diperkirakan Rp2,1 triliun per tahun. Dalam 10 tahun ke depan, bisa mencapai Rp10 triliun," kata Airlangga dalam Seminar Nasional: Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) di Jakarta, Rabu, 10 Januari 2024.
Ia menyebut Pulau Jawa menghadapi sejumlah permasalahan terkait pertanahan dan iklim. Mulai dari adanya ancaman erosi, abrasi, banjir, penurunan permukaan tanah (land subsidence) di sepanjang pesisir pantura Jawa sekitar 1-25 centimeter (cm) per tahun, serta masalah kenaikan permukaan air laut sebesar 1-15 cm per tahun di beberapa lokasi.
"Kenaikan permukaan laut 1 sampai 15 cm mengakibatkan banjir rob. Jadi, hampir dipastikan di wilayah utara terutama Semarang itu banjir, Pekalongan termasuk di utara Jakarta juga kena banjir (rob)," jelas Airlangga.
Baca juga: Transisi ke Energi Rendah Karbon Jadi Suatu Keharusan
Ancam kawasan industri
Ancaman banjir rob di pesisir pantura Jawa, lanjut Airlangga, juga mengancam keberadaan 70 kawasan industri, lima kawasan ekonomi khusus (KEK), 28 kawasan peruntukan industri, lima wilayah pusat pertumbuhan industri, serta akan melumpuhkan aktivitas di bandara, jalur kereta api, hingga pelabuhan. Sebanyak 50 juta warga akan merasakan betul dampak dari fenomena alam tersebut di pantura Jawa.
"Yang terdampak itu ada 50 juta orang. Banjir rob tidak hanya membahayakan kelangsungan ekonomi dan infrastruktur tetapi juga kelangsungan hidup masyarakat," tegas Airlangga.
Pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall dianggap menjadi solusi untuk menangani
banjir rob, kenaikan permukaan laut, hilangnya tanah, dan sekaligus juga menjadi jawaban atas kualitas hidup sebagian rakyat Indonesia yang masih memprihatinkan di pesisir pantura Jawa.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, pembangunan tanggul laut raksasa dibagi dalam tiga fase. Fase A merupakan pembangunan tanggul pantai dan sungai kurang lebih 120 kilometer (km). Fase ini ditargetkan kelar di 2030.
Lalu, fase B ialah dimulainya pembangunan tanggul laut adaptif sisi barat pesisir Jawa di 2030. Terakhir, fase C merupakan tahapan pembangunan tanggul laut adaptif sisi timur pesisir Jawa yang dikerjakan mulai 2040. Pembangunan difokuskan pada 44,2 kilometer (km) lokasi yang terbentang dari pesisir Jakarta, hingga Pekalongan dan Semarang, Jawa Tengah.
Untuk pembangunan fase A dan B tercatat membutuhkan biaya sebesar Rp164,1 triliun. Diperkirakan total investasi yang dibutuhkan untuk proyek tersebut mencapai USD60 miliar atau sekitar Rp934 triliun (kurs Rp15.571).
(INSI NANTIKA JELITA)