Rupiah Lawan Kejayaan Dolar AS

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Rupiah Lawan Kejayaan Dolar AS

Ade Hapsari Lestarini • 24 January 2025 10:11

Jakarta: Nilai tukar rupiah terpantau merangsek naik dan melawan kedigdayaan dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini.

 
Mengacu data Bloomberg, Jumat, 24 Januari 2025, rupiah meroket 85,5 poin atau 0,53 persen menjadi Rp16.198 per USD dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp16.283 per USD.
 
Sementara itu, berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah menguat 65 poin atau 0,40 persen menjadi Rp16.209 per USD dibandingkan perdagangan sebelumnya di posisi Rp16.275 per USD.
 

Dolar AS loyo

 
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) sedikit melemah pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB) dalam sesi yang bergejolak, setelah komentar dari Presiden AS Donald Trump menyerukan penurunan suku bunga tanpa memberikan kejelasan tentang tarif, dan investor menunggu serangkaian pengumuman kebijakan dari bank sentral global.
 
Mengutip data Yahoo Finance, Jumat, 24 Januari 2025, dolar turun lebih dari satu persen minggu ini, sebagian besar karena penurunan tajam pada Senin karena pengumuman tarif yang diharapkan secara luas dari Trump gagal terwujud setelah pelantikannya. Dolar hanya bergerak sedikit dalam sesi-sesi sejak itu.
 
Dolar AS berayun antara keuntungan dan kerugian pada hari itu karena Trump menuntut dunia menurunkan suku bunga dalam pidatonya kepada para pemimpin bisnis dan politik global di Davos, Swiss. Dia juga memperingatkan mereka akan menghadapi tarif jika mereka membuat produk mereka di mana pun kecuali AS.
 

Indeks dolar AS turun

 
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, turun 0,19 persen menjadi 108,06, dengan euro naik 0,14 persen pada USD1,0422.
 
Greenback jatuh 1,2 persen pada Senin dalam penurunan satu hari tertajam sejak November 2023, karena hari pertama Trump menjabat disertai dengan serangkaian perintah eksekutif tetapi tanpa tarif.
 
Dolar telah naik ke level tertinggi lebih dari dua tahun di angka 110,17 pada 13 Januari karena ekonomi AS yang tangguh dan ekspektasi tarif AS yang meluas, yang dapat membebani mata uang negara lain.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)