Pasukan Keamanan Suriah dikirim ke Provinsi Sweida. (SANA)
Riza Aslam Khaeron • 2 May 2025 14:18
Tel Aviv: Israel melancarkan serangan udara ke wilayah dekat Istana Kepresidenan Suriah di Damaskus pada Jumat, 2 Mei 2025, sebagai respons atas kekerasan sektarian terhadap komunitas Druze. Melansir BBC, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa serangan itu merupakan "pesan yang jelas kepada rezim Suriah" dan menegaskan bahwa Israel tidak akan membiarkan pengerahan pasukan ke selatan Damaskus atau adanya ancaman terhadap komunitas Druze.
"Kami tidak akan mengizinkan pengerahan pasukan ke selatan Damaskus atau ancaman apa pun terhadap komunitas Druze," ujar Netanyahu dan Menteri Keamanan Israel, Israel Katz, mengutip BBC, Jumat, 2 Mei 2025.
Katz kemudian menyebut di X bahwa ketika Sharaa terbangun dan melihat hasil serangan jet tempur Israel, ia akan mengerti bahwa Israel serius dalam mencegah kekerasan terhadap komunitas Druze.
"Adalah kewajibannya untuk melindungi Druze di pinggiran Damaskus dari serangan para perusuh jihadis dan memungkinkan ratusan ribu Druze di Sweida dan Jabal al-Druze untuk membela diri mereka sendiri," lanjut Katz di X.
Tidak ada respons langsung dari pemerintah Suriah atas serangan tersebut. Namun sebelumnya, Damaskus telah menolak segala bentuk intervensi asing dan mengeklaim bahwa pengerahan pasukan mereka ke wilayah Druze bertujuan untuk memerangi kelompok-kelompok luar hukum yang dituduh sebagai pemicu konflik.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), setidaknya 102 orang tewas dalam seminggu terakhir di Ashrafiyat Sahnaya, pinggiran Druze di Jaramana, dan provinsi Sweida yang mayoritas penduduknya adalah Druze. Dari jumlah itu, termasuk 10 warga sipil Druze dan 21 pejuang Druze.
Selain itu, 35 pejuang Druze dilaporkan ditembak mati dalam penyergapan oleh pasukan keamanan Suriah saat perjalanan dari Sweida menuju Damaskus.
| Baca Juga: Suriah Sebut Tertarik Normalisasi Bersyarat Hubungan dengan Israel |