Siapa Pemilik Djarum? Ini Bisnis Awalnya, Bukan dari Industri Tembakau

Pekerja tengah melinting rokok di pabrik rokok Djarum di Kudus, Jawa Tengah. Foto: dok MI/Angga Yuniar.

Siapa Pemilik Djarum? Ini Bisnis Awalnya, Bukan dari Industri Tembakau

Ade Hapsari Lestarini • 27 October 2025 11:26

Jakarta: Tak banyak yang tahu, sebelum menjadi raksasa di industri rokok kretek, keluarga pendiri Djarum ternyata memulai perjalanan bisnisnya dari usaha minyak kacang tanah. Hal ini diungkapkan oleh Victor Rachmat Hartono, cucu pendiri Djarum sekaligus Direktur Utama PT Djarum.

Saat acara Meet The Leaders by Universitas Paramadina di Trinity Tower, Jakarta Selatan, Minggu, 27 Juli 2025, Victor menceritakan kisah awal keluarganya yang jauh dari dunia tembakau. "Dulu keluarga kami memeras kacang tanah untuk dijadikan minyak masak. Waktu itu belum ada minyak sawit. Tapi setelah minyak sawit muncul, usaha minyak kacang kami kalah saing," ujar dia, dikutip ulang Senin, 27 Oktober 2025.

Menurut Victor, bisnis minyak kacang tanah itu dijalankan oleh kakek buyutnya yang merupakan generasi keempat keluarganya. Seiring waktu, bisnis tersebut meredup dan tidak lagi memberikan keuntungan besar. Victor bahkan menggambarkan naik-turunnya kondisi ekonomi keluarganya lewat ukuran makam para leluhur.

"Saya ini pengurus makam keluarga. Generasi keempat yang pengusaha kacang, makamnya besar. Generasi kelima dan keenam makin kecil, itu tandanya dananya menipis," kata Victor sambil tertawa.
 


Oei Wie Gwan sempat merintis pabrik kembang api


Saat memasuki generasi ketujuh, sang kakek, Oei Wie Gwan, mencoba peruntungan baru di bisnis kembang api. Ia mendirikan pabrik mercon pada 1927 dengan merek Cap Leo. Namun, ketika Jepang masuk ke Indonesia, Belanda melarang peredaran bubuk mesiu sehingga pabrik tersebut terpaksa ditutup.

Tak menyerah, Oei Wie Gwan sempat bergelut di beberapa sektor, termasuk menjadi kontraktor pembangunan landasan udara Ahmad Yani di Semarang. Hingga akhirnya pada 1951, ia membeli sebuah pabrik rokok kretek kecil di Kudus bernama NV Murup yang kala itu hampir bangkrut.

Pabrik tersebut kemudian diubah namanya menjadi Djarum Gramofon, yang akhirnya disingkat menjadi Djarum, cikal bakal dari merek besar yang dikenal saat ini.

"Keluarga kami bukan yang tiba-tiba kaya mendadak. Semua proses berjalan pelan tapi pasti. Saya bisa lihat perkembangan itu dari generasi ke generasi," ujar Victor.


Selain menjadi pengusaha, Michael Hartono juga menjadi atlet bridge. Foto: dok MI/Nurul Fadillah.

 

Jadi raksasa kretek dan konglomerasi Nasional


Sebelum meninggal, Oei Wie Gwan mewariskan Djarum kepada dua anaknya, Robert Budi Hartono dan Michael Hartono. Keduanya berhasil membangkitkan kembali Djarum dan menjadikannya produsen rokok kretek terbesar di Indonesia.

Awalnya, Djarum hanya memproduksi rokok lintingan manual. Namun, berkat inovasi dan ketekunan, perusahaan mulai mengekspor rokok kretek ke berbagai negara.

Kini, di bawah kepemimpinan generasi penerusnya, Djarum Group telah berkembang pesat dan merambah ke berbagai sektor bisnis: mulai dari perbankan, properti, elektronik, hingga layanan kesehatan.

Dari minyak kacang hingga konglomerasi besar, perjalanan keluarga Hartono menjadi bukti bahwa kesuksesan besar kerap lahir dari langkah kecil dan kegigihan lintas generasi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)