PM Israel Benjamin Netanyahu. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 19 August 2025 17:04
Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkritik aksi protes besar-besaran yang menentang penanganannya atas perang di Gaza dan kegagalan membebaskan sandera Israel yang tersisa. Ia menilai para demonstran justru memberi kenyamanan bagi posisi kelompok Hamas dalam negosiasi.
Komentar Netanyahu disampaikan di tengah latar aksi protes terbesar dalam hampir dua tahun perang, dengan perkiraan lebih dari 400.000 orang turun ke jalan di berbagai kota di Israel pada Minggu, 17 Agustus.
“Mereka yang hari ini menyerukan diakhirinya perang tanpa kekalahan Hamas tidak hanya memperkuat posisi Hamas dan menjauhkan pembebasan sandera kita, tetapi juga memastikan kekejaman 7 Oktober akan terus berulang, dan anak-anak kita harus berperang lagi dan lagi dalam perang tanpa akhir,” kata Netanyahu dalam pernyataan resminya.
“Karena itu, demi mempercepat pembebasan sandera kita dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel, kita harus menyelesaikan pekerjaan ini dan mengalahkan Hamas,” lanjut dia, dikutip dari Guardian, Selasa, 19 Agustus 2025.
Kementerian Kesehatan Palestina pada Senin kemarin melaporkan bahwa lebih dari 62.000 warga Palestina telah tewas selama 22 bulan perang di Gaza. Setidaknya 60 orang tewas dalam 24 jam terakhir, menambah jumlah korban menjadi 62.004 jiwa sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023. Sebanyak 156.230 orang lainnya terluka.
Meski aksi protes digelar oleh kelompok pendukung keluarga sandera Israel, skala besar demonstrasi ini menunjukkan semakin tajamnya perpecahan dalam masyarakat Israel terkait konflik yang belum juga menghasilkan kepulangan sandera, sementara biaya ekonomi, diplomatik, dan sosial terus meningkat.
Dengan 50 sandera masih ditahan di Gaza, sekitar 20 di antaranya diyakini masih hidup, beberapa peserta aksi membawa poster mengenang Hersh Goldberg-Polin, warga dengan kewarganegaraan ganda AS-Israel yang dibunuh bersama lima sandera lain oleh penculiknya Oktober lalu saat pasukan Israel mendekati lokasi penyanderaan.
Baca juga: Israel Pertimbangkan Respons Hamas, Negosiasi Gencatan Senjata Masuki Tahap Kritis