IOM melaporkan lebih dari 62 ribu warga mengungsi dari El-Fasher, Sudan, setelah kota itu direbut RSF. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 1 November 2025 20:04
Khartoum: Lebih dari 62.000 warga Sudan mengungsi dari Kota El-Fasher, ibu kota negara bagian Darfur Utara, hanya dalam waktu empat hari setelah Pasukan Dukungan Cepat (RSF) merebut kota tersebut, menurut laporan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
Dalam pernyataan pada Jumat kemarin, badan PBB itu mengatakan timnya memperkirakan 62.263 orang telah meninggalkan El-Fasher dan sekitarnya antara 26 hingga 29 Oktober. Pada 29 Oktober saja, sekitar 26.080 orang tercatat mengungsi, termasuk 25.305 orang yang meninggalkan kota itu demi keselamatan.
Sementara itu, Jaringan Dokter Sudan melaporkan sekitar 4.500 orang melarikan diri dari Kota Bara di negara bagian Kordofan Utara akibat dugaan pelanggaran yang dilakukan RSF. Pekan lalu, kelompok paramiliter itu mengklaim telah merebut kembali Bara, lebih dari sebulan setelah sempat dikuasai oleh tentara Sudan.
“Wilayah tersebut mengalami eksodus besar-besaran akibat memburuknya keamanan dan pelanggaran berkelanjutan terhadap warga sipil,” kata jaringan tersebut dalam pernyataan yang dilansir Antara, Sabtu, 1 November 2025.
Menurut laporan itu, sekitar 1.900 pengungsi telah tiba di El-Obeid, sementara ribuan lainnya masih dalam perjalanan dengan kondisi sulit, menghadapi kekurangan pangan, air bersih, dan tempat tinggal yang layak.
Perang saudara di Sudan antara militer dan RSF yang pecah sejak April 2023 telah menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan warga mengungsi. El-Fasher jatuh ke tangan RSF pada Minggu lalu setelah berbulan-bulan pengepungan. Sejumlah kelompok hak asasi manusia menuduh RSF melakukan pembunuhan massal, penahanan sewenang-wenang, dan serangan terhadap fasilitas medis di wilayah tersebut.
Baca juga: ICRC Desak Jajaran Pemimpin Dunia Hentikan Pembantaian di Sudan