Hamas mendorong terwujudnya gencatan senjata permanen di Gaza. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 13 May 2025 13:04
Gaza: Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyatakan pada Senin 12 Mei 2025 bahwa mereka siap segera memulai perundingan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata jangka panjang di Jalur Gaza.
Pernyataan ini disampaikan tak lama setelah sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, membebaskan sandera Israel-Amerika bernama Edan Alexander.
"Hamas siap segera memulai negosiasi untuk mencapai kesepakatan komprehensif yang mencakup gencatan senjata berkelanjutan, penarikan tentara pendudukan, penghentian blokade, pertukaran tahanan, dan rekonstruksi Jalur Gaza," bunyi pernyataan resmi Hamas, seperti dikutip Anadolu Agency, Selasa 13 Mei 2025.
Pembebasan Edan Alexander pada Senin malam menandai perkembangan penting dalam dinamika konflik Gaza. Alexander adalah satu-satunya sandera warga negara ganda AS-Israel yang diketahui masih hidup dan ditahan di Gaza.
Negosiasi pembebasannya disebut melibatkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Edan Alexander, 21 tahun, adalah sandera pertama yang dibebaskan sejak Israel menggagalkan gencatan senjata delapan minggu dengan Hamas pada bulan Maret dan melancarkan serangan dahsyat di Gaza yang telah menewaskan ratusan warga Palestina.
Ia diserahkan kepada Palang Merah dan kemudian kepada pasukan Israel sebelum diterbangkan dengan helikopter ke sebuah rumah sakit di Tel Aviv. Pihak berwenang Israel merilis video dan foto yang memperlihatkan Alexander yang pucat tetapi tersenyum dalam reuni emosional dengan ibunya dan anggota keluarga lainnya. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Hamas Bebaskan Sandera AS-Israel yang Ditahan Selama 19 Bulan