Ketum Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketum PKB Muhaimin Iskandar/Medcom.id/Anggi
Fachri Audhia Hafiez • 1 September 2023 20:43
Jakarta: Partai Gerindra merespons kabar duet Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Gerindra menghormati keputusan partai yang pernah menjadi rekan koalisi itu.
"Pada prinsipnya kami menghormati, mengucapkan selamat berjuang, serta mengajak untuk bersama-sama menjaga iklim pemilu yang akan datang dengan sejuk dan damai, agar Pemilu 2024 berlangsung aman dan lancar," kata Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 1 September 2023.
Dasco mengatakan keputusan yang diambil PKB itu secara tidak langsung membubarkan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). KKIR merupakan poros koalisi yang awalnya hanya diisi Gerindra dan PKB.
"Terhadap keputusan yang telah diambil oleh PKB yaitu menerima kerjasama Politik dengan Partai NasDem, sehingga otomatis menyebabkan kerjasama politik gerindra dan PKB berakhir atau koalisi KKIR menjadi bubar dengan sendirinya," ucap Dasco.
Dasco menuturkan bahwa pada 13 Agustus 2023, Partai Gerindra dan PKB telah menerima Partai Golkar dan PAN yang memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2024. Bahwa dalam pakteknya, kerjasama politik antara Partai Gerindra dan PKB belum ada yang berubah terutama dalam hal penentuan capres dan cawapres.
"Karena baik Partai Golkar maupun PAN menyerahkan pemilihan wares sepenuhnya kepada Prabowo Subianto," ujar Dasco.
Wakil Ketua DPR itu juga mengatakan soal penamaan Koalisi Indonesia Maju (KIM) terjadi spontan pada perayaan HUT ke-25 PAN, Selasa 29 Agustus 2023. Prabowo disebut melihat ada penambahan dua partai dalam koalisi yaitu PAN dan Golkar, serta Partai Bulan Bintang (PBB).
"Sehingga diberi nama Koalisi Indonesia Maju setelah sebelumnya Pak Prabowo secara singkat memberitahu dan meminta persetujuan nama Koalisi Indonesia Maju kepada Pak Airlangga, serta Pak Zulkifli Hasan serta pak Yusril Ihza Mahendra juga kepada Pak Muhaimin yang datang sedikit terlambat," ucap Dasco.
Menurut Dasco, saat itu, Cak Imin tidak menyatakan keberatannya atas pemberian nama KIM oleh Prabowo. Karena, semua partai koalisi adalah bagian dari kabinet Indonesia Maju yang sama-sama bertujuan melanjutkan program pak Jokowi.
"Karena sejatinya perubahan nama itu bertujuan menyolidkan empat partai yang berkoalisi. Bahkan dalam pidatonya Pak Prabowo meyampaikan soal cawapres akan dibicarakan bersama dengan cara musyawarah mufakat, seta secara khusus akan dibicarakan bersama Pak Muhaimin," ujar Dasco.
Menurut Dasco, elite PKB maupun Cak Imin merasa tak pernah diberitahu tentang nama koalisi yang baru, atau kemudian menganggap KKIR dibubarkan. Karena ada nama koalisi yang baru, semata untuk menjaga soliditas koalisi.
"Namun secara tegas kami menyatakan bahwa Gerindra tidak pernah akan melanggar perjanjian yang telah tertulis antara Gerindra dan PKB, serta kami tidak akan pernah menghianati dan meninggalkan kawan seperjuangan," kata Dasco.