MBG Diyakini Dongkrak Ekonomi Lokal dan Jaga Stabilitas Harga Pangan

Ilustrasi MBG. Foto: Metrotvnews.com/Siti Yona Hukmana.

MBG Diyakini Dongkrak Ekonomi Lokal dan Jaga Stabilitas Harga Pangan

Husen Miftahudin • 5 December 2025 19:59

Jakarta: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai menunjukkan dampak yang lebih luas dari sekedar pemenuhan aspek gizi pada anak sekolah dan kelompok B3 (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita). Di banyak daerah, permintaan pangan dari program ini mulai menggerakkan pasar lokal hingga menjaga kestabilan harga pangan.
 
Menurut ekonom sekaligus pendiri Bright Institute Awalil Rizky MBG punya potensi besar sebagai penggerak perekonomian, terutama di tingkat lokal. Ia juga menyoroti perbaikan tata kelola anggaran yang terus dijalankan Badan Gizi Nasional (BGN) selaku stakeholder utama program ini.
 
"Kalau program MBG ini diteruskan, harus terus menerus diperbaiki dan kembali ke tujuan yang dicanangkan sejak awal. Jadi MBG tidak hanya terkait dengan penyediaan makanan kepada para siswa, ibu hamil, dan seterusnya, tetapi juga dia bisa menggerakan perekonomian terutama perekonomian lokal," ungkap Rizky dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 5 Desember 2025.
 
Hal yang disampaikan Rizky sejalan dengan perlunya tata kelola program MBG yang sehat agar manfaat anggaran yang besar dapat tersebar merata hingga ke daerah-daerah. Dalam konteks tata kelola, Rizky secara khusus menekankan agar pemerintah segera menindaklanjuti rekomendasi dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
 
KPPU pada Agustus 2025 telah memberikan lima rekomendasi terkait kemitraan dalam program MBG agar bisa diikuti oleh banyak pelaku usaha, termasuk UMKM. Diyakini, penerapan rekomendasi KPPU dapat memastikan rantai pasok yang kompetitif dan melibatkan pelaku usaha lokal secara luas.
 
"Menurut saya, rekomendasi KPPU perlu digaungkan agar pasar jangan sampai menjadi tidak sehat. Misalnya, adanya monopoli, oligopoli, atau ada segelintir pihak yang menguasai pasokan, atau menguasai beberapa hal lain. Rekomendasi KPPU justru antara lain bisa mengatasi persoalan-persoalan yang tidak perlu," tegas Rizky.
 

Baca juga: Program MBG di Jepara Sentuh 190 Ribu Penerima, Termasuk Balita dan Siswa SLB


(Ilustrasi program makan bergizi gratis. Foto: MGN/Husni Nursyaf)
 

Jadi angin segar bagi perekonomian lokal

 
Selain itu, alokasi anggaran MBG juga dinilai berpengaruh signifikan terhadap perekonomian nasional, terutama pada realisasi fiskal 2025 yang akan mendekati akhir tahun anggaran.
 
Kemitraan yang lahir dari program MBG telah menjadi angin segar bagi perekonomian lokal, membuka peluang usaha baru, dan memberikan pendapatan yang lebih stabil bagi pedagang di berbagai daerah.
 
Salah satu kisah sukses datang dari Tri Susanto, seorang pedagang sayur di Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Dulu, Tri hanya mengandalkan penjualan harian yang tak menentu di pasar.
 
Namun, sejak terlibat dalam program MBG, nasibnya berubah. Kini, ia bertransformasi menjadi penyuplai utama bahan pangan harian untuk dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kalikajar 1 Purbalingga.
 
"Yang merasakan dampaknya tentu bukan hanya saya. Ini juga dirasakan petani lokal karena saya mengambil bahan langsung dari mereka. Dulu, harga sayur sering jatuh. Sejak ada MBG, permintaan meningkat dan harganya jauh lebih stabil," papar dia.
 
Bahkan, Tri kini mampu menciptakan lapangan kerja bagi ibu-ibu di sekitar lingkungannya untuk membantu proses membersihkan sayuran. "Semua pihak dapat manfaat ekonominya," terang dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Husen Miftahudin)