Putri Purnama Sari • 26 November 2025 17:32
Jakarta: Pemecatan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjadi salah satu peristiwa paling mengejutkan dalam dinamika organisasi keagamaan terbesar di Indonesia.
Keputusan pemberhentian tersebut diumumkan melalui surat edaran internal PBNU pada 26 November 2025, dan sejak itu menjadi sorotan publik luas. Berikut adalah profil lengkap Gus Yahya, lengkap dengan perjalanan kariernya.
Profil Gus Yahya
Dilansir dari
NU Online, Gus Yahya merupakan putra dari tokoh besar NU, KH Muhammad Cholil Bisri, dan saudara Menteri Agama RI sekaligus Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor KH Yaqut Cholil Qoumas. Kakeknya KH Bisri Mustofa, merupakan penyusun Kitab Tafsir Al Ibris.
Pria kelahiran 15 Februari 1966 itu lahir dan besar di lingkungan pesantren. Ilmu keagamaan menjadi makanan wajibnya sehari-hari. Gus Yahya pernah menimba ilmu di Madrasah Al Munawwir Krapyak, Kota Yogyakarta, asuhan KH Ali Maksum.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan formal di Universitas Gadjah Mada (UGM), jurusan Sosiologi, sehingga dikenal memiliki perspektif moderat dan inklusif dalam berbagai isu sosial dan keagamaan.
Perjalanan Karier dan Kiprah di NU
Sebelum memimpin PBNU, Gus Yahya telah lama berkecimpung dalam struktur organisasi. Ia pernah menjabat Katib A’am PBNU periode 2015–2020.
Pada Muktamar PBNU tahun 2021, ia terpilih menjadi Ketua Umum PBNU, memimpin berbagai program transformasi di bidang pendidikan, kaderisasi, dan peran NU dalam isu kemanusiaan global. Ia juga aktif dalam forum internasional dan dialog antaragama, menjadikan NU lebih terlihat di tingkat dunia.
Kiprah di Pemerintahan
Pada era kepemimpinan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) periode 1999–2001, Gus Yahya mendapat amanah sebagai juru bicara presiden.
Di masa Presiden Joko Widodo, ia kembali dipercaya mengemban tugas negara dengan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Ia resmi dilantik pada 31 Mei 2018 di Istana Negara, Jakarta.
Gus Yahya juga dikenal sebagai tokoh yang konsisten mengampanyekan pesan perdamaian dunia. Dalam berbagai kunjungan ke mancanegara, baik Eropa maupun Timur Tengah, ia selalu membawa gagasan Islam yang ramah dan inklusif.
Salah satu kontribusinya adalah mendirikan lembaga keagamaan di Amerika Serikat bernama Bayt ar-Rahmah li ad-Da‘wa al-Islamiyyah Rahmatan li al-‘Alamin, yang memiliki misi mempromosikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh umat.
Ia pun rutin tampil di forum-forum internasional untuk menyampaikan pesan toleransi. Salah satunya ketika menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar oleh American Jewish Committee (AJC) di Yerusalem.
Latar Belakang Kontroversi yang Memicu Pemecatan
Pemecatan Gus Yahya diduga akibat terlibat dalam jaringan Zionisme Internasional. Isu ini kemudian berkembang dan dibahas dalam Rapat Harian Syuriyah PBNU yang menghasilkan permintaan agar Gus Yahya mundur dari jabatan Ketua Umum.
Putusan pemecatan Gus Yahya, tertyang dalam Rapat Harian Syuriah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kamis, 29 Jumadil Ula 1447H / 20 November 2025M, pukul 17.00-20.00 WIB.
Rapat di Hotel Aston City Jakarta, dihadiri 37 dari 53 Pengurus Harian Suriah. KH. Miftachul Akhyar memimpin rapat tersebut.
Setelah pemberhentian ini, kepemimpinan PBNU sementara berada langsung di bawah Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar hingga mekanisme organisasi menetapkan pengganti barunya.