Pertumbuhan Usaha Pendukung Pendidikan Beri Dampak bagi Ekonomi dan Sekolah

Ilustrasi. Medcom.id

Pertumbuhan Usaha Pendukung Pendidikan Beri Dampak bagi Ekonomi dan Sekolah

Achmad Zulfikar Fazli • 19 December 2025 18:27

Jakarta: Pertumbuhan sektor usaha pendukung pendidikan menunjukkan peran yang semakin signifikan dalam ekosistem pendidikan dan ekonomi. Meningkatnya partisipasi pendidikan formal di Indonesia, khususnya pada usia sekolah dasar hingga menengah, mendorong kebutuhan terhadap berbagai produk dan layanan penunjang kegiatan belajar. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka partisipasi sekolah usia 7–12 tahun secara konsisten berada di atas 99 persen, mencerminkan permintaan yang stabil terhadap kebutuhan pendidikan. Seiring meningkatnya kebutuhan tersebut, usaha pendukung pendidikan berkembang tidak hanya sebagai penyedia barang, tetapi sebagai penggerak ekonomi lokal. 

Teori human capital dan berbagai studi ekonomi menunjukkan pendidikan memiliki hubungan erat dengan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan produktivitas dan keterampilan tenaga kerja. Aktivitas usaha di sektor pendukung pendidikan menjadi bagian dari rantai ekonomi yang berkontribusi pada sirkulasi pendapatan di daerah.

Dampak ekonomi dari sektor ini juga terlihat dari peran usaha mikro dan menengah. UMKM di Indonesia menyumbang lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan menyerap sebagian besar tenaga kerja nasional. 

Dalam konteks pendidikan, toko perlengkapan sekolah, jasa percetakan, hingga layanan pendukung lainnya berkontribusi langsung pada penciptaan lapangan kerja dan penguatan ekonomi berbasis komunitas.

Bagi sekolah dan lembaga pendidikan, keberadaan usaha pendukung membantu efisiensi operasional. Akses terhadap perlengkapan belajar, seragam, hingga layanan administrasi yang lebih dekat mengurangi hambatan logistik. 

Dalam jangka panjang, kemudahan ini mendukung kelancaran proses belajar mengajar dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan secara keseluruhan.

Atekamura menjadi salah satu contoh usaha pendukung pendidikan. Usaha yang beroperasi di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur ini memberikan konsep minimarket perlengkapan sekolah dan kantor, menyediakan kebutuhan alat tulis, seragam, serta layanan terkait pendidikan. 

"Kami melihat kebutuhan pendidikan sebagai bagian dari aktivitas harian masyarakat, sehingga akses dan ketersediaan menjadi hal utama,” ujar General Manager (GM) Atekamura, Lusiana, dalam keterangannya, Jumat, 19 Desember 2025.
 

Baca Juga: 

Rerie Dorong Sistem Pendidikan yang Tepat untuk Persiapkan SDM Berdaya Saing



Ilustrasi, atekamura, salah satu contoh usaha pendukung pendidikan. Dok. Istimewa
 
Selain penyediaan produk, perusahaan ini melayani percetakan dokumen sekolah, foto ijazah, pembayaran pendidikan, antar-jemput pelajar dan bimbingan belajar. Keterkaitan ini mencerminkan upaya membangun layanan yang saling terintegrasi dalam satu ekosistem.

“Pendekatan kami adalah menghadirkan layanan yang memudahkan orang tua dan sekolah dalam satu tempat,” ujar dia.

Dalam rencana pengembangan, pihaknya membuka peluang kemitraan untuk memperluas jangkauan ke berbagai daerah di Indonesia. Model ini dinilai sejalan dengan upaya pemerataan layanan pendidikan dan pertumbuhan ekonomi lokal. 

“Kemitraan menjadi cara untuk mendorong tumbuhnya usaha di daerah sekaligus mendekatkan layanan pendidikan,” kata Lusiana.

Pertumbuhan usaha pendukung pendidikan mencerminkan hubungan saling terkait antara sektor pendidikan dan ekonomi. Ketika akses dan partisipasi pendidikan meningkat, kebutuhan pendukung ikut berkembang dan menciptakan efek berantai bagi masyarakat.

Perkembangan sektor ini menunjukkan pendidikan tidak hanya berdampak pada kualitas sumber daya manusia, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi di tingkat lokal dan regional.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Achmad Zulfikar Fazli)