Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 17 May 2025 12:02
Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) kembali mengalami tekanan sepanjang pekan ini, dibayangi oleh data ekonomi Amerika Serikat yang menunjukkan perlambatan serta ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed.
“Walaupun sempat menguat di akhir pekan lalu karena pelemahan dolar AS dan kekhawatiran global, tekanan teknikal tetap mendominasi dan mengindikasikan potensi penurunan lanjutan pada pekan mendatang,” ujar Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 17 M3i 2025.
Pekan ini, data ekonomi dari Amerika Serikat memberikan sinyal yang beragam namun cenderung melemah. Indeks Harga Produsen (PPI) untuk April tercatat turun tajam, yakni -0,5 persen secara bulanan dan -2,4 persen secara tahunan lebih lemah dari ekspektasi pasar.
Di sisi lain, penjualan ritel hanya tumbuh tipis sebesar 0,1 persen, menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat mulai melemah. Kombinasi data tersebut memperbesar kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed, yang menurut pasar memiliki peluang hampir 50 persen untuk terjadi pada bulan September mendatang.
Kondisi ini sempat mendukung rebound harga emas dari level terendah mingguan di USD3.121 per ons menuju area USD3.200 ke atas. Namun, pergerakan harga emas secara teknikal masih dalam tekanan. Berdasarkan analisis candlestick harian dan posisi harga terhadap indikator Moving Average, tren bearish tampak semakin terbentuk hingga akhir pekan ini.
“Jika kita melihat struktur pergerakan harga emas saat ini, tekanan jual masih sangat dominan. Harga emas belum mampu menembus resistance krusial di USD3.295, yang menjadi penentu utama apakah pasar siap membalikkan tren atau tidak,” kata dia.
Baca juga:
Diskon Lagi! Cek Harga Emas di Antam dan Pegadaian Hari Ini |