Kontroversi Tak Usai, PKB Minta Fadli Zon Hentikan Proyek Penulisan Ulang Sejarah

Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PKB Habib Syarief Muhammad saat rapat kerja (raker) bersama Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Dok. Tangkapan Layar

Kontroversi Tak Usai, PKB Minta Fadli Zon Hentikan Proyek Penulisan Ulang Sejarah

Fachri Audhia Hafiez • 2 July 2025 14:36

Jakarta: Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meminta proyek penulisan ulang sejarah dihentikan karena kontroversi yang tak kunjung berakhir. Hal itu disampaikan anggota Komisi X DPR dari Fraksi PKB Habib Syarief Muhammad saat rapat kerja (raker) bersama Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

"Daripada kontroversial terus berkelanjutan, kami dari fraksi PKB mohon penulisan sejarah ini untuk ditunda. Ya, jelas untuk ditunda," kata Habib di Ruang Rapat Komisi X DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 Juli 2025.

Habib mengatakan proyek itu terkesan tertutup. Dia sempat mencari tahu siapa saja tim dari penulisan ulang sejarah, namun tak membuahkan hasil.

"Saya mencoba mencari siapa-siapa saja yang masuk dalam tim 100 katanya penulis sejarah, sampai hari ini kita enggak bisa mendapatkan," ujar Habib.

Dia menyebut belum ada sosialisasi menyeluruh soal penulisan ulang sejarah. Padahal, kata dia, Kementerian Kebudayaan mengaku akan melakukan sosialisasi.

"Pak Menteri ketika itu menyampaikan dalam waktu yang singkat akan dilakukan sosialisasi awal. Sampai hari ini, kita tidak mendengar," ucap dia.
 

Baca Juga: 

Fadli Zon Kukuh Sebut Tak Ada Pemerkosaan Massal 1998


Dia menilai penulisan sejarah dalam waktu tujuh bulan juga terlalu singkat. Terlebih, sejarah yang ditulis ulang rencananya diluncurkan pada 17 Agustus 2025 atau saat peringatan HUT ke-80 RI.

"Kemudian yang berikutnya, setelah saya ngobrol-ngobrol dengan beberapa orang, tujuh bulan itu waktu yang sangat singkat, terlalu singkat untuk penulisan sebuah sejarah yang utuh, apalagi mungkin ada kata-kata resmi," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)