Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hadir memberikan keynote speech dalam kumparan Green Initiative Conference 2025 (Foto:Dok.Kumparan)
Rosa Anggreati • 23 September 2025 12:09
Jakarta: Di tengah tantangan perubahan iklim dan kian menipisnya cadangan energi fosil, transisi menuju energi bersih menjadi kebutuhan yang tak bisa ditunda. Upaya percepatan kemandirian energi terbarukan kini dipandang sebagai fondasi penting bagi kebangkitan industrialisasi Indonesia, sekaligus jalan menuju masa depan berkelanjutan. Gagasan besar inilah yang menjadi titik temu berbagai pemangku kepentingan antara pemerintah, akademisi, industri, hingga komunitas, dalam forum diskusi strategis bertajuk Kumparan Green Initiative Conference 2025.
Kumparan Green Initiative Conference 2025 resmi dibuka pada Rabu, 17 September 2025, di Hotel Borobudur Jakarta dengan mengangkat agenda besar percepatan kemandirian energi bersih dan terjangkau sebagai fondasi kebangkitan industrialisasi Indonesia.
Konferensi tahunan yang diinisiasi kumparan ini menghadirkan ruang diskusi strategis lintas sektor yang mempertemukan pemerintah, akademisi, pelaku industri, dan komunitas. Berbagai diskusi mendorong urgensi percepatan transisi energi sebagai langkah nyata menjawab tantangan perubahan iklim sekaligus memperkuat daya saing industri Indonesia pada masa depan.
Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad dalam sambutannya menyampaikan bahwa kumparan Green Initiative Conference 2025 merupakan wujud nyata peran kumparan sebagai media arus utama dalam mendorong percepatan agenda hijau nasional.
“Green Initiative Conference tahun ini kami hadirkan sebagai kelanjutan dari komitmen kumparan untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam membangun masa depan berkelanjutan. Energi bersih telah menjadi kebutuhan dasar bagi masa kini maupun masa mendatang, sehingga semua pihak perlu menyiapkan diri menghadapi transisi di tengah kian menipisnya cadangan energi fosil. Sebagai media, kami akan terus konsisten menyuarakan gerakan keberlanjutan,” ujar Asydhad.
Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad (Foto:Dok.Kumparan)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hadir memberikan keynote speech dalam kumparan Green Initiative Conference 2025. Dalam paparannya, Airlangga menyampaikan bahwa keberlanjutan merupakan agenda bersama yang harus diperjuangkan oleh berbagai pihak. Airlangga menegaskan bahwa akselerasi transisi energi akan menjadi momentum penting untuk memperkuat ekonomi hijau Indonesia sekaligus menjaga daya saing nasional di tengah tantangan global. “Akselerasi transisi energi bukan hanya tentang ketahanan energi, tetapi juga tentang mendorong pertumbuhan sektor digital dan manufaktur yang hungry power, khususnya data center dan ekosistem AI,” ujar Airlangga.
Dari perspektif lain, transisi energi juga menemukan relevansinya pada pengelolaan sampah yang dapat menjadi sumber energi baru sekaligus pintu masuk menuju ekonomi sirkular. Dalam sesi keynote-nya, Deputi Bidang Koordinasi Keterjangkauan dan Keamanan Pangan Nani Hendiarti menyoroti pengelolaan sampah sebagai titik masuk strategis dalam mendorong transisi energi hijau dan ekonomi sirkular di Indonesia. Nani menyampaikan bahwa pemerintah sedang menyederhanakan regulasi dan mekanisme investasi untuk mempercepat adopsi teknologi waste-to-energy berbasis insinerator ramah lingkungan.
“Ada dua keyword-nya: sampah menjadi energi terbarukan dan menggunakan teknologi ramah lingkungan,” tegas Nani. Inisiatif ini tidak hanya dirancang untuk mengurangi ketergantungan pada TPA konvensional, tetapi juga membuka jalan bagi penerapan ekonomi sirkular di tingkat daerah. Hal ini menjadi sebuah langkah nyata menuju sistem pengelolaan sampah nasional yang lebih hijau, efisien, dan terintegrasi.
Arah diskusi kemudian berkembang pada sektor energi sebagai tulang punggung pembangunan nasional. Panel kedua mengangkat bahasan peluang mencapai target 100 persen listrik dari energi terbarukan 10 tahun lebih cepat, yakni pada 2050 dari target semula 2060. Hadir sebagai pembicara Dosen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung Dr. Ir. Moch. Chaerul, ST., MT., Dosen Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia Dr. Ir. Mahawan Karuniasa, serta Rektor Universitas Multimedia Nusantara Ir. Andrey Andoko, M.Sc., Ph.D.