Ilustrasi--Pengunjung di kawasan Pantai Losari, Makassar. (Foto: MI/Lina Herlina)
Whisnu Mardiansyah • 24 September 2025 13:08
Makassar: Bagi banyak orang di luar Sulawesi Selatan (Sulsel), istilah orang Makassar sering kali menjadi sebutan umum yang disematkan untuk seluruh warga yang berasal dari provinsi tersebut.
Stereotipe yang terlihat sederhana ini ternyata mengaburkan sebuah realitas budaya yang jauh lebih kaya dan kompleks. Faktanya, Sulsel adalah rumah bagi empat suku bangsa besar. Yaitu Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar yang masing-masing memiliki sejarah, bahasa, dan adat istiadat yang unik. Selain itu, terdapat pula etnis lain seperti Luwu, Sidenreng, dan lain-lain
Lantas, mengapa stereotipe orang Sulsel sama dengan orang Makassar begitu kuat tertanam? Salah satu akar utamanya adalah hegemoni administratif dan kultural. Sebagai ibu kota provinsi, Makassar menjadi wajah utama Sulsel. Kota ini merupakan pusat ekonomi, pendidikan, dan pemerintahan.
Setiap orang yang bepergian ke Sulsel pasti melalui Kota Makassar. Nama bandara internasional (Sultan Hasanuddin) dan universitas terbesar (Universitas Hasanuddin) yang mengambil dari sejarah Kerajaan Gowa turut memperkuat persepsi ini di kancah nasional. Akibatnya, keragaman budaya yang ada di daerah lain sering kali tertutupi oleh dominasi satu nama ini.
Elaborasi perbedaan antara suku-suku utama ini penting untuk memahami kesalahan stereotipe tersebut. Suku Bugis, yang berasal dari daerah seperti Bone, Wajo, dan Sinjai, terkenal sebagai pelaut dan perantau ulung dengan filosofi
Siri' na Pesse (harga diri dan solidaritas yang dalam). Mereka memiliki bahasa dan aksara Lontara sendiri.
Sementara itu, Suku Makassar dengan pusat kebudayaannya di Gowa, juga memiliki sejarah maritim yang gemilang dan menjunjung tinggi konsep
Siri' (harga diri) dengan karakter yang dikenal lugas dan tegas. Meski berbagi nilai inti yang sama tentang harga diri, bahasa dan detail ritual adat antara Bugis dan Makassar jelas berbeda.
Belum lagi dengan kekayaan Suku Toraja di wilayah pegunungan utara yang mendunia lewat upacara kematian Rambu Solo' dan arsitektur Tongkonan, serta Suku Mandar dari Sulawesi Barat yang memiliki ikatan kekerabatan erat dan tradisi bahari yang tak kalah hebatnya.
Selain dikenal sebagai pelaut-pelaut ulung di dunia, Suku Bugis dan Makassar pun melahirkan tokoh-tokoh nasional yang berjasa dalam perjalanan Bangsa Indonesia. Seperti Presiden ke-3 BJ Habibie, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan masih banyak tokoh lainnya.
Oleh karena itu, memahami dan menyebarluaskan pengetahuan tentang keragaman ini adalah langkah penting untuk menghormati setiap kekhasan budaya yang membentuk mozaik indah Sulawesi Selatan, melampaui sebutan yang menyamar-ratakan.
*Pengerjaan artikel berita ini melibatkan peran kecerdasan buatan (artificial intelligence) dengan kontrol penuh tim redaksi.