Wapres AS JD Vance. (Anadolu Agency)
Muhammad Reyhansyah • 25 August 2025 16:38
Washington: Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance mengatakan Rusia telah membuat “kompromi signifikan” dalam upaya menuju penyelesaian negosiasi perang dengan Ukraina. Meski belum ada tanda jelas konflik akan segera berakhir, ia optimistis terdapat kemajuan dalam pembicaraan damai.
Berbicara dalam acara Meet the Press di NBC dan dikutip Times LIVE, Senin, 25 Agustus 2025, Vance menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin telah bersedia menerima sejumlah poin penting, termasuk jaminan keamanan bagi Ukraina dari ancaman agresi di masa depan.
“Saya pikir Rusia telah membuat konsesi besar kepada Presiden Donald Trump untuk pertama kalinya dalam tiga setengah tahun konflik,” ujar Vance. “Mereka menyadari tidak akan bisa memasang rezim boneka di Kyiv. Lebih penting lagi, mereka mengakui akan ada jaminan keamanan atas integritas teritorial Ukraina.”
Meski demikian, sumber Reuters melaporkan bahwa Rusia tetap menuntut Ukraina menyerahkan seluruh wilayah Donbas di timur, membatalkan rencana bergabung dengan NATO, bersikap netral, dan tidak menempatkan pasukan Barat di dalam negeri.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam wawancara terpisah menyatakan bahwa sekelompok negara, termasuk anggota Dewan Keamanan PBB, sebaiknya menjadi penjamin keamanan Ukraina.
Presiden AS Donald Trump pada Jumat lalu kembali mengancam akan memberlakukan sanksi terhadap Rusia bila tidak ada kemajuan menuju perdamaian dalam dua minggu. Ancaman itu muncul hanya sepekan setelah pertemuannya dengan Putin di Alaska.
Menurut Vance, sanksi akan dipertimbangkan secara selektif. Ia mengakui hukuman ekonomi baru kemungkinan tidak cukup memaksa Rusia untuk menerima gencatan senjata.
Namun, ia mencontohkan langkah Trump baru-baru ini yang memberlakukan tarif tambahan 25% terhadap produk India sebagai balasan atas pembelian minyak Rusia. “Itulah bentuk tekanan ekonomi yang akan digunakan demi mendorong perdamaian,” katanya.
Vance menegaskan bahwa Rusia masih memiliki peluang untuk kembali ke sistem ekonomi global jika menghentikan agresi militer.
“Trump sudah berusaha memperjelas: Rusia bisa diundang kembali ke ekonomi dunia bila mereka berhenti membunuh. Tetapi mereka akan terus terisolasi jika tidak menghentikan perang,” tegasnya.
Baca juga: Harapan KTT Perdamaian Rusia–Ukraina Meredup usai Moskow Rebut Dua Desa