Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Jalur Gaza. (Anadolu Agency)
Muhammad Reyhansyah • 29 September 2025 09:09
Gaza: Kelompok pejuang Palestina Hamas mendesak militer Israel untuk menghentikan sementara serangan udara dan mundur dari sebagian wilayah Gaza pada Minggu, 28 September, demi mencari dua sandera Israel yang dikabarkan hilang kontak.
“Nyawa kedua tahanan berada dalam bahaya nyata. Pasukan Israel harus segera mundur ke selatan Street 8 dan menghentikan operasi udara selama 24 jam mulai pukul 18.00 hari ini untuk memungkinkan upaya penyelamatan,” tulis Brigade Ezzedine Al-Qassam, sayap militer Hamas, dalam pernyataan yang dikutip New Zealand Herald, Senin, 29 September 2025.
Kelompok itu sebelumnya menyebut hilangnya kontak terjadi akibat operasi militer Israel dalam 48 jam terakhir di dua distrik selatan Gaza, yang menjadi sasaran serangan udara dan darat intensif.
Hamas pernah mengumumkan hal serupa terkait seorang sandera Israel-Amerika, yang akhirnya dibebaskan beberapa hari kemudian.
Militer Israel sejak awal ofensif di Gaza kerap memerintahkan warga sipil Palestina untuk mengungsi ke selatan. Namun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, saat berbicara di PBB, menegaskan Israel akan “menyelesaikan tugas” melawan Hamas, meski mendapat kecaman internasional.
Perang ini berawal dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.219 orang di Israel, mayoritas warga sipil, menurut catatan AFP berdasarkan data resmi. Dari 251 orang yang diculik, 47 masih ditahan di Gaza, termasuk 25 yang dinyatakan tewas oleh militer Israel.
Sebagai balasan, serangan Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 66.005 orang, mayoritas warga sipil, menurut data Kementerian Kesehatan wilayah tersebut yang dianggap kredibel oleh PBB.
Baca juga: Hamas Mengaku Belum Terima Proposal Baru Gencatan Senjata Gaza