Trump Sebut AS dan Iran akan Mengadakan Pembicaraan Minggu Depan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Anadolu

Trump Sebut AS dan Iran akan Mengadakan Pembicaraan Minggu Depan

Fajar Nugraha • 26 June 2025 06:30

Den Haag: Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat dan Iran akan mengadakan pembicaraan "minggu depan," sementara juga meragukan perlunya menyelesaikan kesepakatan dengan Teheran tentang program nuklirnya.

Saat kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran memasuki hari kedua, Trump mengatakan kepada wartawan di sebuah konferensi NATO bahwa ia tidak "berpikir perlu’ bagi pembicaraan untuk menghasilkan kesepakatan dengan Iran, mungkin untuk melepaskan ambisi nuklirnya.
 

Baca: Trump Samakan Serangan AS ke Iran seperti Bom Hiroshima dan Nagasaki.
 


Tidak jelas format apa yang akan diambil untuk setiap diskusi baru. Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengatakan Amerika Serikat sedang mengupayakan pembicaraan langsung antara kedua negara.

"Saya tidak peduli apakah saya memiliki kesepakatan atau tidak," kata Trump, seperti dikutip Anadolu, Kamis 26 Juni 2025.

"Satu-satunya hal yang akan kami minta adalah apa yang kami minta sebelumnya, tentang kami tidak menginginkan nuklir,” ujar Trump.

Trump kembali berpendapat bahwa serangan Amerika memberikan pukulan telak bagi ambisi Teheran, dengan tegas menolak temuan laporan intelijen awal AS yang mengatakan serangan itu hanya menghambat program nuklir Iran dalam hitungan bulan. Rubio juga memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang alasan mengapa menurutnya program Iran telah mengalami kemunduran selama bertahun-tahun.

Israel berusaha untuk mendukung argumen tersebut, dengan merilis pernyataan dari komisi energi atomnya yang mengatakan bahwa serangan Amerika terhadap situs nuklir Iran yang diperkuat di Fordo "menghancurkan infrastruktur penting situs tersebut dan membuat fasilitas pengayaan tidak dapat dioperasikan."

Komentar dari Trump dan para pejabatnya merupakan yang terbaru dalam upaya untuk menggambarkan perang 12 hari -,yang terbesar dan paling mematikan yang pernah terjadi antara Iran dan Israel,-sebagai sebuah keberhasilan. Para pejabat Iran telah membuat klaim serupa sejak gencatan senjata mulai berlaku.

Pada hari Selasa, penduduk Teheran turun ke jalan untuk melakukan unjuk rasa kemenangan dan presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan bahwa Israel telah "gagal dalam mencapai tujuan jahatnya: penghancuran fasilitas, pembongkaran keahlian nuklir, dan hasutan untuk menimbulkan keresahan sosial." Pada hari Rabu, Iran dan Israel bergerak untuk memulihkan rasa normal setelah hampir dua minggu serangan udara Israel, gelombang rudal balistik balasan Iran, dan keterlibatan langsung militer AS dalam pengeboman situs nuklir Iran.

Tulsi Gabbard, direktur intelijen nasional, bergabung dengan upaya pemerintahan Trump untuk menepis keraguan tentang efektivitas serangan udara AS di Iran, dengan menulis di media sosial bahwa "intelijen baru mengonfirmasi apa yang telah dinyatakan @POTUS berkali-kali: fasilitas nuklir Iran telah dihancurkan."

Posting Gabbard muncul setelah Presiden Trump dan pejabat AS lainnya menyampaikan hal yang sama, menolak penilaian awal dalam laporan intelijen AS yang menyimpulkan bahwa serangan itu hanya memperlambat program nuklir Iran selama beberapa bulan, bukan tahun.

Gabbard juga mengkritik kebocoran laporan tersebut ke media berita, dan menyatakan bahwa hal itu dilakukan untuk "melemahkan" presiden dan mereka yang menjalankan misi tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)