Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Foto: MI/Insi Nantika Jelita.
Insi Nantika Jelita • 3 June 2025 21:34
Jakarta: Indonesia membutuhkan sekitar 6,2 juta tenaga kerja di sektor energi hingga 2030. Kebutuhan ini meliputi berbagai bidang, seperti kelistrikan, energi terbarukan, pembangunan jaringan transmisi hilirisasi industri, serta konektivitas.
Semua sektor tersebut memerlukan sumber daya manusia yang kompeten dan siap menghadapi tantangan industri masa depan. Hal ini disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam pembukaan Human Capital Summit 2025.
"Kita membutuhkan tenaga kerja sekitar 6,2 juta di sektor energi dan sumber daya mineral hingga 2030," ucapnya di Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025.
Menurut data yang diterima Bahlil, terdapat 3.764 jenis pekerjaan di sektor ESDM. Dari jumlah tersebut, 79 persen berada di sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE), 14 persen di sektor minyak dan gas bumi (migas), serta tujuh persen di sektor geologi, mineral, dan batubara (geominerba). Namun, masih ada sekitar 487 jenis pekerjaan yang belum banyak dikenal.
Oleh karena itu, dia mengajak para generasi muda Indonesia untuk mengarahkan pilihan studi dan kariernya ke sektor ini, mengingat potensi lapangan kerja yang besar dan kebutuhan tenaga profesional yang terus meningkat.
"Anak-anak muda di republik ini yang ingin mencari lapangan pekerjaan ambil kuliahnya dibidang (energi atau teknik) ini. Jangan ambil di bidang sosial terus," ungkap Bahlil.
Baca juga:
Dugaan Eksploitasi Tambang di Raja Ampat, Begini Respons Bahlil |