Menteri Singapura Kutuk Pembunuhan Petugas Medis Gaza oleh Israel

Konvoi ambulans terlihat di perbatasan antara Gaza dan Mesir. (Anadolu Agency)

Menteri Singapura Kutuk Pembunuhan Petugas Medis Gaza oleh Israel

Willy Haryono • 8 April 2025 15:23

Singapura: Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K. Shanmugam, mengecam keras pembunuhan terhadap petugas medis di Gaza yang dilakukan oleh tentara Israel. Ia menyebut insiden tersebut sebagai tindakan "pembunuhan berdarah dingin" dan menyerukan kecaman global atas peristiwa tersebut.

Dalam sebuah unggahan di Facebook pada Selasa, 8 April 2025, Shanmugam mengutip bukti video yang bertentangan dengan klaim awal Israel bahwa tentaranya menembaki konvoi ambulans pada 23 Maret karena kendaraan tersebut mendekati dengan cara mencurigakan tanpa menyalakan lampu atau tanda darurat.

"Tentara Israel berbohong tentang insiden ini," tulis Shanmugam, dikutip dari Channel News Asia. "Mereka sekarang mengakui bahwa pernyataan awal mereka keliru."

Ia juga menuding militer Israel tidak hanya bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, tetapi juga berusaha menutupi tindakan ilegal para tentaranya.

"Pembantaian dan kebohongan. Tentara bisa saja melakukan kesalahan. Namun, sebagai institusi, mereka memiliki kewajiban moral untuk bertindak dengan benar," lanjutnya, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa 7 April 2025.

Kronologi Insiden

Jenazah 15 petugas medis dari Palang Merah, Bulan Sabit Merah, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta Layanan Darurat Sipil Palestina ditemukan sepekan setelah kejadian oleh tim penyelidik PBB dan Bulan Sabit Merah Palestina.

Rekaman video yang ditemukan di ponsel salah satu korban dan kemudian dipublikasikan oleh Bulan Sabit Merah Palestina menunjukkan para petugas dalam seragam resmi mereka di dekat ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang jelas bertanda dan menyalakan lampu darurat. Video tersebut menunjukkan bahwa mereka ditembaki oleh tentara Israel.

Pada 5 April, militer Israel memberikan laporan baru yang mengubah klaim awal mereka. Mereka menyatakan bahwa setidaknya enam dari 15 korban adalah anggota kelompok militan, meskipun tidak memberikan bukti atau penjelasan lebih lanjut mengenai cara identifikasi dilakukan.

Shanmugam mengakui bahwa Israel mungkin akan menggunakan taktik Hamas sebagai dalih atas tindakan militernya. Namun, ia mempertanyakan apakah pembenaran seperti itu dapat diterima.

"Apakah ini alasan yang dapat diterima dari sebuah negara yang mengklaim nilai-nilainya berlandaskan supremasi hukum?" tulisnya.

Ia kemudian menegaskan bahwa "tindakan ini pantas mendapatkan kecaman global." (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Dalih Militer Israel Bunuh 15 Petugas Medis di Gaza karena Merasa Terancam

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)