Tiongkok Protes Keras Zelensky Sebut Mereka Berperan dalam Perang Ukraina

Juru Bicara Kemenlu Tiongkok, Lin Jian, 10 April 2025. (Dok. Kemenlu Tiongkok)

Tiongkok Protes Keras Zelensky Sebut Mereka Berperan dalam Perang Ukraina

Riza Aslam Khaeron • 11 April 2025 13:10

Kyiv: Pemerintah Tiongkok menyampaikan protes keras terhadap pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang menyebut lebih dari 150 warga negara Tiongkok bertempur untuk Rusia di Ukraina.

Dalam konferensi pers rutin Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada Kamis, 10 April 2025, juru bicara Lin Jian menegaskan bahwa Tiongkok bukan pihak dalam konflik Ukraina dan selalu mendorong penyelesaian damai.

"Tiongkok tidak memulai krisis Ukraina, juga bukan pihak yang terlibat. Kami selalu mendesak warga negara Tiongkok menjauhi area konflik bersenjata dan tidak terlibat dalam operasi militer pihak manapun," ujar Lin Jian, Beijing, Kamis, 10 April 2025, dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

Lin Jian meminta pihak terkait untuk "bersikap benar dan jernih dalam melihat peran Tiongkok serta tidak membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab." Ia menegaskan posisi Tiongkok yang objektif dan adil serta terus menyerukan deeskalasi dan gencatan senjata.

Pernyataan itu disampaikan menyusul klaim terbaru Presiden Zelensky yang kembali menegaskan bahwa lebih dari 150 warga Tiongkok direkrut oleh Rusia untuk bertempur di Ukraina.

"Kami tahu jumlah sebenarnya lebih tinggi," tulis Zelensky dalam unggahan media sosialnya pada Rabu, 9 April 2025, seperti dilaporkan New York Times.

Dalam unggahan tersebut, Zelensky juga menyertakan video yang disebut sebagai interogasi terhadap dua warga negara Tiongkok yang ditangkap di medan perang. Ia menambahkan bahwa meskipun tidak ada bukti bahwa Beijing secara langsung mengirim para pejuang, tetapi pemerintah Tiongkok mengetahui perekrutan tersebut.

"Ukraina meyakini bahwa keterlibatan terang-terangan warga Tiongkok dalam permusuhan di wilayah Ukraina merupakan langkah sengaja untuk memperluas perang," ujar Zelensky, Kyiv, Rabu, 9 April 2025, dikutip dari New York Times.
 

Baca Juga:
Tiongkok Serukan Warganya Hindari Konflik di Ukraina

Tiongkok membantah keras klaim bahwa banyak warganya terlibat dalam perang. Lin Jian menyatakan bahwa pemerintah Tiongkok sedang "memverifikasi situasi terkait" atas dua orang yang ditangkap, namun menolak anggapan bahwa ada jumlah besar warga Tiongkok yang ikut berperang.

Sementara itu, Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat turut menanggapi laporan tersebut. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, menyebut laporan tentang warga Tiongkok yang bertempur untuk Rusia sebagai hal yang "mengganggu."

Ia menuduh Beijing menjadi "pendukung utama Rusia" dalam perang, dengan menyuplai kebutuhan teknologi dual-use dan bantuan ekonomi yang memperpanjang konflik.

"Seperti yang dikatakan Presiden Trump, kerja sama yang berlanjut antara dua kekuatan nuklir ini hanya akan memperburuk ketidakstabilan global dan membuat dunia, termasuk AS, menjadi kurang aman," ujar Bruce dalam konferensi pers, Washington, Selasa, 8 April 2025, dikutip New York Times.

Di sisi lain, sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina dimulai, Tiongkok memang menunjukkan dukungan diplomatik dan ekonomi terhadap Moskow, termasuk pembelian minyak dalam jumlah besar dan pengiriman teknologi seperti drone.

Namun media pemerintah Tiongkok tidak pernah melaporkan keberadaan pejuang bayaran asal Tiongkok di garis depan, meskipun laporan tak terverifikasi beredar di media sosial dalam negeri.

Dalam pernyataannya di Kyiv, Zelensky juga menyatakan bahwa Rusia merekrut warga negara Tiongkok melalui media sosial, dan hal itu menurutnya menunjukkan bahwa Presiden Putin tidak berminat mencapai perdamaian.

"Ini adalah bukti bahwa Moskow hanya ingin memperpanjang perang," ujar Zelensky.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)