Rupiah Kamis Pagi Menguat ke Rp15.402/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Rupiah Kamis Pagi Menguat ke Rp15.402/USD

Husen Miftahudin • 28 December 2023 10:58

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penguatan, menjelang akhir 2023. Mengutip data Bloomberg, Kamis, 28 Desember 2023, rupiah hingga pukul 9.21 WIB berada di level Rp15.402 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 27 poin atau setara 0,18 persen dari Rp15.429 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, The Fed mengisyaratkan pihaknya telah selesai menaikkan suku bunga dan akan mempertimbangkan penurunan pada 2024. "Pasar sekarang memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga antara tiga hingga lima kali pada 2024, meskipun bank tersebut hanya memberikan sedikit sinyal mengenai luasnya rencana penurunan suku bunga," tutur dia. Pejabat Fed juga baru-baru ini memperingatkan spekulasi penurunan suku bunga lebih awal tidak berdasar, terutama karena inflasi masih tetap stabil. Selain itu, banyak analis memperkirakan perekonomian AS akan melambat secara signifikan pada 2024. Namun The Fed juga diperkirakan akan bertindak untuk memastikan kesenjangan antara suku bunga The Fed dan realisasi inflasi tidak melebar terlalu jauh. Jika inflasi turun jauh lebih cepat dibandingkan suku bunga acuan The Fed, menurut dia, maka hal ini dapat memperketat kondisi moneter lebih dari yang diharapkan oleh para pembuat kebijakan The Fed dan meningkatkan risiko terjadinya hard economic landing. "Guna untuk mengetahui kondisi ekonomi Tiongkok, pasar saat ini fokus pada data indeks manajer pembelian untuk bulan Desember, yang akan dirilis minggu depan, setelah serangkaian laporan yang lemah selama tiga bulan terakhir," terang Ibrahim. Optimis pasar terhadap ekonomi RI Ibrahim mengungkapkan, pasar optimistis terhadap perekonomi Indonesia yang akan tumbuh lebih kuat pada 2024, sebesar 5,2 persen, dibandingkan dengan tahun ini yang diproyeksikan tumbuh lima persen. "Membaiknya pertumbuhan ekonomi akan didukung oleh permintaan domestik yang kuat sejalan dengan kepercayaan konsumen yang tinggi dan dorongan dari pengeluaran terkait Pemilu," jelas dia. Selain itu, pembangunan proyek strategis nasional (PSN), termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN), juga mendorong pemulihan permintaan eksternal secara bertahap yang diperkirakan akan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. "Seyogianya, sinergi kebijakan yang kuat di antara para pembuat kebijakan tetap harus dijaga untuk menjaga stabilitas dan mendukung kegiatan ekonomi," tutur Ibrahim. Kemudian, Bank Indonesia (BI) terus memperkuat bauran kebijakan ekonomi dengan meningkatkan suku bunga kebijakan, mengelola volatilitas nilai tukar, dan meningkatkan pendalaman pasar keuangan, terutama guna menjaga ekspektasi inflasi dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.  BI juga melanjutkan implementasi kebijakan makroprudensial yang akomodatif dengan memperkuat Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan menurunkan persyaratan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) untuk mendorong penyaluran kredit perbankan kepada dunia usaha.  Di sisi lain, pemerintah mencatat penerimaan yang lebih baik, sejalan dengan belanja yang ditingkatkan. Pemerintah juga menjaga defisit fiskal pada tingkat yang rendah. "Serta penerapan awal paket reformasi perpajakan yang komprehensif berdasarkan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) berkontribusi pada konsolidasi fiskal yang lebih cepat dari yang diperkirakan dalam dua tahun terakhir," ucap Ibrahim. Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan ditutup menguat. "Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp15.400 per USD hingga Rp15.370 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)