Kesejahteraan 1,52% Keluarga Miskin Ekstrem Naik Tingkat

Ilustrasi kemiskinan. Foto: Medcom.id

Kesejahteraan 1,52% Keluarga Miskin Ekstrem Naik Tingkat

Media Indonesia • 26 February 2024 12:46

Jakarta: Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Nunung Nuryartono menyampaikan 1,52 persen keluarga miskin naik kelas dari desil 1 ke desil 2 berdasarkan data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Desil adalah kelompok per-sepuluhan yang menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

"Dia naik peringkatnya dengan berbagai program sehingga bantuan bisa menaikkan taraf hidup kesejahteraan. Ternyata data P3KE itu bisa sehingga ini memberi keyakinan pada kita semua bahwa kemiskinan ekstrem 0 persen tahun ini bisa tercapai," kata Nunung di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin, 26 Februari 2024.

Kemenko PMK akan membuat pendampingan khusus bagi daerah yang persentase angka kemiskinan ekstremnya masih tinggi. Menurut Nunung, daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem di bagian timur, seperti Papua, NTT, hingga Maluku menjadi sasaran pendampingan. 

"Sehingga dalam dekat ada pendampingan strategi apa yang akan diberikan," ungkap dia.

Selain daerah, perhatian diberikan kepada lansia tunggal untuk diberikan pengurangan beban sehari-hari hingga perbaikan rumah. Sehingga, kualitas hidupnya diharapkan bisa lebih baik.

"Kami berikan perhatian ke lansia tunggal karena lansia perlu mendapatkan penanganan dari pemerintah. Sehingga wajar ada nama baru yang masuk ke desil 1. Karena kita masukan sebagai lansia tunggal yang perlu perhatian, itu jadi sasaran baru bagi kita semua," ujar dia.
 

Baca juga: Wapres Gusar Penurunan Angka Kemiskinan Jauh dari Target

Diketahui, sudah 100 persen provinsi dan 91,6 persen kabupaten-kota yang telah memanfaatkan data P3KE per Februari 2024.

Nunung juga menyebut ada 25 kementerian dan lembaga yang menggunakan data P3KE. Sehingga, data yang tersedia sudah selaras. 

Penghapusan kemiskinan ekstrem juga dikolaborasikan dengan perguruan tinggi. Setidaknya, lebih dari 50 persen populasi masyarakat miskin bermukim di Jawa.

"Kedekatan perguruan tinggi dengan populasi masyarakat miskin merupakan modal penting dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem," jelas Nunung.

Di Jawa Barat, ada Universitas IPB dan Universitas Padjajaran, Jawa Tengah ada Universitas Diponegoro dan Universitas Sebelas Maret, kemudian di Jawa Timur Universitas Airlangga dan Universitas Brawijaya.

"Kerja sama tersebut untuk mendorong penghapusan kemiskinan ekstrem. Tentunya yang lain menyusul karena tidak hanya 6 perguruan tinggi tersebut yang bersama-sama menghapus kemiskinan ekstrem," ujar dia. (MI/M. Iqbal Al Machmudi)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)