Ilustrasi. Foto: MI/Usman Iskandar.
Husen Miftahudin • 17 May 2024 12:50
Jakarta: Harga emas stabil dalam perdagangan di Asia setelah mengalami kenaikan kuat semalam. Hal ini terjadi karena data inflasi yang lemah menyebabkan dolar AS turun ke posisi terendah satu bulan, meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga.
"Hal tersebut menunjukkan emas mungkin masih menghadapi penurunan jangka pendek sebelum kembali naik," kata analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer, dilansir keterangan tertulis, Jumat, 17 Mei 2024.
Fischer memprediksi emas akan terus mengalami penurunan dalam waktu dekat. Fischer mencatat harga emas saat ini menunjukkan tanda-tanda pelemahan untuk kenaikan lebih lanjut dan telah mencapai level tertinggi atau overbought sebelumnya, sehingga terdapat potensi penurunan yang berkelanjutan.
"Ini disebabkan oleh para investor yang cenderung menjual emas dalam jangka pendek untuk mengamankan keuntungan," papar dia.
Namun, Fischer juga menekankan penurunan ini hanya sementara. Secara keseluruhan, tren kenaikan harga emas masih berlanjut dan investor dapat memanfaatkan penurunan ini untuk membeli kembali.
Pada perdagangan Kamis, 17 Mei 2024, spot gold naik 0,1 persen menjadi USD2.388,84 per ons, sementara gold futures yang akan berakhir pada Juni stabil di USD2.393,50 per ons.
Kenaikan harga emas ini sebagian besar didorong oleh penurunan inflasi di Amerika Serikat. Data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan mendorong dolar AS turun, meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Baca juga: Kilau Harga Emas Dunia Direbut Dolar AS |