Israel. Foto: Unsplash.
Yerusalem: Pekerja dari Asia Selatan migrasi ke Israel setelah Pemerintah Israel menutup penyeberangan dari Tepi Barat, memutus ribuan pekerja palestina, dan kehilangan banyak pekerja asing yang diandalkan Israel untuk menjalankan industri pertanian dan konstruksi.
Dalam beberapa minggu mendatang, ribuan orang dari India dan Sri Lanka akan dikirim ke Israel sebagai bagian dari perjanjian untuk memasok pekerja, terutama di bidang konstruksi, layanan kesehatan dan pertanian. Ini menjadi strategi India dan Sri Lanka mengurangi tingkat pengangguran yang tinggi.
Seorang pekerja konstruksi di negara bagian Haryana, India utara, Mukesh Ranjan mengatakan meskipun terdapat risiko yang ditimbulkan oleh perang di Gaza, ia dan puluhan pekerja lainnya dari desanya telah melamar pekerjaan konstruksi melalui sebuah lembaga pemerintah negara bagian.
Ranjan mengatakan akan menggunakan gajinya untuk membiayai sekolah yang lebih baik bagi kedua putrinya yang masih remaja dan membayar hutang yang timbul karena kerugian di lahan pertaniannya.
“Saya akan memanfaatkan kesempatan ini,” kata dia dikutip dari
The Business Times, Minggu, 31 Desember 2023.
Perekrutan tersebut merupakan bagian dari kesepakatan yang dicapai pada Mei antara India dan Israel yang akan memberikan izin kepada 42.000 pekerja India. Sekitar 34.000 pekerja akan dipekerjakan di bidang konstruksi dan 8.000 di bidang kesehatan.
Sekitar 10.000 pekerja asal Sri Lanka sudah bekerja di Israel, terutama sebagai perawat di sektor kesehatan. Bandula Gunawardena, seorang menteri di pemerintahan Sri Lanka, mengatakan telah menandatangani perjanjian dengan Israel pada November untuk mengirim lebih banyak pekerja pertanian dan kelompok pertama telah melakukan perjalanan ke sana.
Perekrutan di Asia Selatan tidak dimaksudkan untuk mengisi kesenjangan yang ditinggalkan oleh pekerja Palestina namun merupakan bagian dari mengisi kuota tenaga kerja asing yang ada, kata para pejabat Israel.
Direktur administrasi pekerja asing di Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Israel Inbal Mashash mengatakan perekonomian Israel berada di bawah tekanan karena banyaknya pekerja asing yang keluar, semakin banyak tentara cadangan Israel yang dipanggil untuk dinas militer, dan pembatasan terhadap warga Palestina yang masuk dari Tepi Barat.
“Tidak ada keraguan bahwa perekonomian saat ini sedang mengalami krisis dalam hal ketenagakerjaan,” katanya.
Perwakilan dari Israel Builders Association, sebuah organisasi swasta, mengatakan sedang menyaring pekerja di India untuk pekerjaan konstruksi dan penyaringan akan segera dimulai di Sri Lanka.
Pekerja palestina
Wakil Direktur Asosiasi Konstruksi Israel Shay Pauzner mengatakan sebelum 7 Oktober, sekitar 80.000 pekerja Palestina dipekerjakan di industri konstruksi di Israel. Mereka bergabung dengan 18.000 orang asing dari Eropa Timur dan Tiongkok, dan tambahan 200.000 warga Israel.
Juru Bicara Cogat, Badan Pertahanan Israel yang mengawasi kebijakan untuk wilayah Palestina, Shani Sasson menuturkan secara keseluruhan, jumlah pekerja Palestina yang memasuki Israel dari harian Tepi Barat telah turun menjadi sekitar 8.000 dari 124.000 sebelum 7 Oktober 2023.
Di India, terdapat penolakan terhadap perekrutan tersebut. Negara di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi telah bergerak lebih dekat dengan Israel, yang kini memiliki hubungan pertahanan yang luas, namun juga telah lama mendukung hak-hak Palestina.
Presiden Federasi Pekerja Konstruksi India K Hemalata khawatir Israel menggunakan pekerja India untuk merugikan warga Palestina. “Kami sepenuhnya menentang hal ini,” katanya.
Namun Mashash mengatakan pekerja asing tidak menggantikan pekerja Palestina yang izin kerjanya belum dicabut. Sebagian besar dari sekitar 30.000 pekerja pertanian asing di Israel berasal dari Thailand, puluhan di antaranya diculik atau dibunuh pada 7 Oktober 2023.