Kepresidenan COP28 dan UNFCCC menandatangani Perjanjian Tuan Rumah. FOTO: COP28
Angga Bratadharma • 2 August 2023 16:27
Abu Dhabi: Kepresidenan COP28 dan Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC) telah menandatangani Perjanjian Tuan Rumah. Hal itu untuk memperkuat komitmen bersama terkait inklusivitas dan transparansi pada COP28 serta mampu menampung kemajuan yang transformatif dan solid pada agenda-agenda aksi iklim.
Mengutip keterangan tertulisnya, Rabu, 2 Agustus 2023, pernyataan bersama ini telah ditandatangani oleh Presiden Terpilih COP28 Sultan Al Jaber dan Sekretaris Eksekutif UNFCCC Simon Stiell dalam sebuah pertemuan di Abu Dhabi, UEA. Perjanjian Tuan Rumah ini menciptakan basis legal yang kuat untuk Konferensi Iklim PBB tahun ini.
Seiring dengan penandatanganan perjanjian, sebuah pernyataan bersama juga disetujui untuk menggarisbawahi pentingnya inklusivitas, transparansi, dan rasa menghargai, sebagai bagian dari keberlangsungan COP yang memungkinkan adanya persatuan dan pencapaian yang lebih ambisius.
Al Jaber menekankan inklusi merupakan landasan penting dari Kepresidenan COP28. Rencana aksi dari COP28 berfokus pada empat pilar utama yaitu percepatan transisi energi; memperbaiki pendanaan perubahan iklim; fokus pada manusia dan kehidupan; serta memastikan agar sepenuhnya inklusif.
"Kepresidenan COP28 meyakini inklusivitas merupakan kunci penting untuk bisa mencapai kemajuan yang transformatif pada agenda iklim kita. Hanya dengan mengatasi perbedaan yang ada dan bekerja sama, kita dapat meningkatkan ambisi bersama dan mencapai kemajuan agar peningkatan suhu yang terbatasi pada 1,5 C tetap dalam batas aman," tuturnya.
Kemudian, Stiell kembali memperkuat dedikasi UNFCCC dalam menjunjung tinggi nilai-nilai PBB di COP28 dan memastikan bahwa suara mereka yang paling terdampak perubahan iklim dapat didengar dan diwakili oleh para pemimpin.
Sebagai pengawal dari proses yang ada, tambahnya, sekretariat didedikasikan untuk mendukung seluruh pihak dalam mengimplementasikan komitmen iklim mereka, termasuk di bawah Perjanjian Paris. Untuk mendorong aksi iklim dan ambisi ke depan, pihaknya berkomitmen kuat untuk memastikan nilai-nilai PBB dijunjung tinggi di COP.
"Kami juga melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa ini akan menjadi prosesi COP yang mendengar suara anak muda, perempuan, komunitas lokal, masyarakat adat, dan mereka yang paling terkena dampak perubahan iklim," pungkasnya.