Trump Tetapkan Presiden Venezuela Sebagai Anggota Organisasi Teroris

Presiden Venezuela Nicolás Maduro. 15 September 2025. EFE/Miguel Gutiérrez

Trump Tetapkan Presiden Venezuela Sebagai Anggota Organisasi Teroris

Riza Aslam Khaeron • 25 November 2025 13:42

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi menetapkan Presiden Venezuela Nicolás Maduro sebagai anggota dari organisasi teroris asing, berdasarkan penetapan terhadap jaringan yang dikenal sebagai "Cartel de los Soles".

Langkah ini diumumkan pada 16 November dan memberi wewenang luas kepada pemerintahan Trump untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap aset dan infrastruktur Maduro.

Melansir CNN, penetapan tersebut merupakan salah satu alat kontra-terorisme paling serius milik Kementerian Luar Negeri AS. Meskipun tidak secara eksplisit memberi otorisasi penggunaan kekuatan mematikan, sejumlah pejabat tinggi pemerintahan menyatakan langkah ini akan membuka lebih banyak opsi militer untuk menyerang sasaran di Venezuela.

Cartel de los Soles sendiri digambarkan sebagai jaringan terdesentralisasi dalam tubuh militer Venezuela yang dikaitkan dengan perdagangan narkotika. Maduro dan pemerintahannya telah berulang kali membantah keterlibatan pribadi maupun eksistensi kartel tersebut.

Pemerintah Venezuela menyebut langkah AS sebagai "rekayasa yang konyol".

"Manuver baru ini akan mengalami nasib yang sama seperti agresi-agresi sebelumnya: kegagalan," demikian pernyataan resmi pemerintah Venezuela.

Langkah Trump diambil di tengah pengerahan lebih dari selusin kapal perang dan 15.000 pasukan AS ke kawasan Karibia dalam operasi militer yang dinamai "Operation Southern Spear".

Pentagon menyatakan bahwa pasukan AS telah melakukan serangan terhadap kapal dan menewaskan puluhan orang dalam kampanye anti-narkotika tersebut.

Menurut CNN, Trump telah menerima pengarahan dari pejabat tinggi mengenai sejumlah opsi, termasuk serangan terhadap fasilitas militer atau pemerintah Venezuela, hingga operasi khusus. Namun, pilihan untuk tidak melakukan aksi militer juga tetap terbuka.

Kepala Staf Gabungan, Jenderal Dan Caine, bersama penasihat seniornya David Isom, dijadwalkan mengunjungi Puerto Riko pada Senin untuk menyampaikan terima kasih kepada personel militer yang mendukung misi AS di Laut Karibia.
 

Baca Juga:
Maduro Peringatkan Intervensi Militer AS Akan Akhiri Karier Politik Trump

Sementara itu, ketegangan juga meningkat di udara.

Pada Kamis, AS melakukan unjuk kekuatan militer terbesar di dekat wilayah Venezuela dengan menerbangkan setidaknya enam pesawat tempur termasuk jet F/A-18E, pembom strategis B-52, dan pesawat intai.

Dalam perkembangan lain, tiga maskapai internasional membatalkan penerbangan dari Venezuela pada akhir pekan setelah FAA (Otoritas Penerbangan AS) mengeluarkan peringatan tentang situasi berbahaya di wilayah udara negara tersebut.

Dukungan publik terhadap kemungkinan aksi militer di Venezuela terlihat lemah.

Survei CBS News/YouGov yang dirilis Minggu menunjukkan 70% warga AS menolak intervensi militer, sementara hanya 30% yang mendukung. Sebanyak 76% responden merasa pemerintah belum menjelaskan posisi AS secara jelas.

Meski Trump menyatakan terbuka untuk solusi diplomatik dan menyebut bahwa Maduro "ingin berbicara", belum ada kesepakatan konkret. Beberapa pejabat menyebut ada komunikasi informal dari pihak Maduro, termasuk opsi pembicaraan langsung antara kedua pemimpin.

Gedung Putih belum memberikan komentar resmi mengenai kemungkinan pembicaraan Trump-Maduro.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)