Capaian SDGs Cuma 50%, Separuh Populasi Dunia Berisiko Terdampak Kemiskinan

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. Foto: Bappenas.

Capaian SDGs Cuma 50%, Separuh Populasi Dunia Berisiko Terdampak Kemiskinan

Faustinus Nua • 2 September 2024 17:49

Bali: Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan hingga saat ini implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) secara global baru mencapai 50 persen. Padahal, target yang ditetapkan tersisa enam tahun lagi di 2030.
 
"Sekjen PBB menyampaikan laporan hanya 50 persen dari tujuan pembangunan berkelanjutan yang berhasil sedangkan yang lain malah menyurut. Kurang lebih setengah populasi dunia akan menghadapi risiko kemiskinan sebagai subjek pembangunan," ujar Suharso dalam High-Level Plenary Session HLF MSP di Bali International Convention Center, Senin, 2 September 2024.
 
Menurutnya, tantangan global termasuk perkembangan teknologi, masalah kesehatan seperti pandemi, perubahan iklim, krisis finansial, dan disrupsi global, telah menghalangi proyek kolektif untuk mencapai SDGs di 2030. Di sisi lain juga adanya fragmentasi global di berbagai sektor pembangunan.
 
"Fragmentasi ekonomi, terutama dalam konteks perdagangan memiliki pengaruh signifikan dan punya konsekuensi mahal bagi ekonomi global. Penelitian yang dilakukan WTO menunjukkan dunia dibagi menjadi dua blok pembangunan yang berbeda dapat menyebabkan penurunan lima persen PDB global. Penurunan PDB global karena fragmentasi yang berasal dari perdagangan 0,2 persen hingga 7,0 persen dari PDB," jelas Suharso.
 

Baca juga: Jutaan Rakyat Negara Berkembang Menderita Gegara Perlambatan Ekonomi Global
 

Negara berkembang kesulitan capai target SDGs

 
Pembangunan yang tidak merata, kesenjangan, hingga konflik regional merupakan tantangan global. Secara khusus bagi negara-negara berkembang, jelas Suharso, hal tersebut menyulitkan upaya untuk mencapai target SDGs.
 
"Transformasi pembangunan menjadi lebih sulit daripada sebelumnya menuju agenda SDGs 2030 yang telah ditetapkan," tambah dia.
 
Suharso menegaskan kerja sama antara kekuatan global utara seharusnya dilakukan dan didukung oleh semua stakeholder. Untuk meningkatkan kemampuan kolaboratif menghadapi tantangan global yang besar, Indonesia berinisiasi untuk menjadi bagian dari solusi global dengan mendukung negara-negara berkembang melalui HLF MSP.
 
"Ini membutuhkan partisipasi semua stakeholder yang akan membantu aksi kolektif dalam organisasi global south. Harapannya kesejahteraan negara-negara bisa menjadi lebih baik dan kerja sama global bisa menjadi lebih kuat dalam mencapai SDGs 2030," tutup Suharso.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)