Ilustrasi, pabrik kendaraan listrik. Foto: MI/Usman Iskandar.
Gervin Nathaniel Purba • 26 May 2024 16:45
Jakarta: Enhancing Readiness for The Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV) memuji langkah strategis pemerintah berkolaborasi dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan awareness terhadap kendaraan listrik di Indonesia. Hal ini menjadi bentuk keseriusan pemerintah dalam menggenjot pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik.
National Project Manager ENTREV Eko Adji Buwono menilai langkah yang ditempuh pemerintah sudah tepat. Sebab, membangun ekosistem kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) diperlukan kolaborasi dari banyak pemangku kepentingan.
"Semakin banyak akan semakin baik. Khusus tentang upaya penanganan perubahan iklim diperlukan kolaborasi dari banyak negara, bahkan seluruh dunia. Karena iklim di satu tempat tidak bisa dipisahkan dari keadaan iklim di tempat lain," kata Eko, dikutip keterangan tertulis, Minggu, 26 Mei 2024.
Kerja sama dengan AS bukan hanya sekedar untuk membangkit awareness saja. Bakal banyak ilmu dan teknologi yang bisa dikembangkan diserap dari negeri paman Sam untuk diterapkan di tanah air.
"Khusus tentang kerja sama dengan AS juga merupakan upaya kerjasama yang baik dan tepat, di mana AS sangat ketat dalam ESG compliance. Itu hal penting yang bisa kita adopsi sesuai dengan keadaan Indonesia," katanya.
Salah satu bentuk kolaborasi antara Kementerian ESDM dengan Kedubes AS untuk Indonesia dituangkan dengan menyelenggarakan workshop bertajuk Clean Energy for Indonesian Industrial Zones: Battery-to-Electric Vehicle (B2EV).
Acara yang digelar pada 21-22 Mei 2024 di Jakarta itu membahas seputar pemanfaatan teknologi energi bersih yang ramah lingkungan dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) kawasan industri Indonesia. Selain itu memperkuat pengembangan rantai pasokan baterai kendaraan listrik dan meningkatkan daya saing industri di Indonesia.
Plt. Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia, Jason P Rebholz mengatakan, pengembangan energi terbarukan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara. AS berkomitmen dalam mendukung pengembangan baterai dan kendaraan listrik yang berkelanjutan di Indonesia.
"Teknologi AS dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca di Indonesia sekaligus mendorong pengembangan peluang menarik dalam ekonomi inklusif di Indonesia," ujar Jason.